Luhut Minta Masa Transisi di Blok Rokan Dipercepat

Luhut Minta Masa Transisi di Blok Rokan Dipercepat

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 31 Jan 2020 23:00 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal masa transisi Blok Rokan. Luhut meminta masa transisi itu bisa dilakukan lebih cepat.

Luhut mengatakan, sebelumnya dia meminta masa transisi bisa dalam waktu 2 tahun, namun kali ini dia meminta masa transisi dipercepat.

"Ya saya suruh dua tahun, tapi saya minta dipercepat," kata Luhut di kantornya, Jumat (31/1/2020).

Luhut meminta agar Pertamina tak usah repot-repot mengganti formula kontrak yang dirilis Chevron.

"Sudah kita selesaikan tadi biarkan pakai saja (formula) yang punya Chevron ngapain ganti-ganti? Itu saya bilang tadi supaya itu dibicarain. Biar nggak lama lagi cari cari cara lain," kata Luhut.

Bagaimana kondisi Blok Rokan terkini? Klik halaman berikutnya



Sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah menghentikan pengeboran minyak sejak tahun 2018. Pasalnya jelang kontrak habis pada Agustus 2021, pengeboran dinilai sudah tidak lagi menguntungkan.

Akibat berhentinya pengeboran di Rokan, lifting migas Blok Rokan di tahun 2020 kemungkinan akan turun menjadi 161 barel per hari. Setidaknya, Blok Rokan mampu mencatatkan lifting minyak dan gas sebesar 190 ribu barel per hari di tahun 2019. Kini Chevron, sedang fokus untuk melakukan transisi Blok Rokan ke Pertamina

Sebagai informasi, Blok Rokan telah beroperasi selama 68 tahun sejak 1952. Dapat dikatakan blok tersebut cukup mature sehingga perlu upaya khusus untuk terus mengoptimalkan resources yang ada dan menahan laju penurunan alamiahnya. Upaya-upaya peningkatan produksi Blok Rokan direncanakan Pertamina melalui optimasi pengembangan lapangan-lapangan produksi baik melalui kegiatan Primary, Secondary/Waterflood maupun Tertiary Recovery (Steamflood dan Chemical EOR).

Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina pasca Agustus 2021 telah dituangkan dalam Kontrak Bagi Hasil yang ditandatangani oleh anak perusahaan Pertamina yaitu PT Pertamina Hulu Rokan dengan SKK Migas pada Mei 2019. Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021.

"Kami memenangkan tender Blok Rokan, sehingga Pertamina telah sah mendapatkan Participating Interest (PI) atau hak pengelolaan sekaligus menjadi operator blok tersebut selama 20 tahun ke depan, yakni sejak Agustus 2021 sampai 2041. Untuk memastikan produksi terus berjalan baik selama masa transisi, Pertamina pun telah menyiapkan investasi untuk melakukan pemboran pada 2020," ujar Fajriyah dalam keterangan resmi, Senin (27/1/2020).

Sebagai asumsi awal, kata Fajriyah, agar dapat menahan laju penurunan produksi alamiah, Pertamina menargetkan sekitar 20 sumur dapat dibor tahun ini.

Untuk dapat merealisasikan program pemboran tersebut, sampai saat ini Pertamina terus melakukan diskusi intensif dengan Chevron Pasific Indonesia (CPI) selaku pemilik PI saat ini, sekaligus mengomunikasikannya dengan pemerintah. Pertamina juga terus mendorong transisi alih kelola Blok Rokan tersebut selesai di tahun 2020.

"Pembahasan dengan CPI terus berlangsung untuk mencapai kesepakatan, sehingga kami berharap proses transisi Blok Rokan berjalan smooth," imbuh Fajriyah.


Hide Ads