Lebih Mengkhawatirkan Virus Corona atau Brexit, Bu Sri Mulyani?

Lebih Mengkhawatirkan Virus Corona atau Brexit, Bu Sri Mulyani?

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 01 Feb 2020 12:30 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komite IV DPD. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan polemik desa fiktif di Sulawesi Tenggara.
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Kementerian Keuangan mencatat satu bulan pertama di tahun 2020 banyak kejadian yang memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Mulai dari ketegangan politik luar negeri, bencana alam, dan yang baru terjadi belakangan ini adalah merebaknya virus corona di China dan keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa alias Brexit.

Hari ini menjadi keputusan final bagi Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa atau tidak. Jika benar, maka hal tersebut memberikan dampak bagi perekonomian global.

Dari begitu banyak kejadian di awal tahun ini, mana yang paling membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati khawatir?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku lebih khawatir merebaknya virus Corona dibandingkan dengan Brexit. Menurut dia, virus Corona bisa menjadi sentimen negatif bagi perekonomian nasional karena belum ada cara mengatasi penyebaran virus tersebut.

Dia justru menilai bahwa Brexit tidak memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa nggak (berdampak), mungkin kita sekarang lebih concern mengenai Corona, karena magnitude pengaruhnya ini belum settle karena kita belum tahu penyebarannya, tingkat kematian yang meningkat secara cepat, itu mungkin yang memberikan ketidakpastian," kata Sri Muyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Sri Mulyani menceritakan rencana Brexit sendiri sudah lama berhembus dan jika keputusan itu menjadi kenyataan maka dampak nyatanya lebih untuk Inggris dan Uni Eropa.

"Kita tentu harus waspada dalam artian kedua duanya kalau bersikeras pasti ada agreement yang tidak menguntungkan kedua belah pihak menurut saya, dibandingkan pada saat UK di dalam EU," jelas dia.

"Artinya traffic manusia dan capital itu alan terpengaruh, dan jangan lupa UK selama ini sebagai financial center hub, jadi kemudian memberikan dinamika yang haris kita baca dengan teliti," tambahnya.

Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku dalam jangka pendek keputusan Brexit tidak memberikan dampak besar bagi Indonesia.

Sri Mulyani menilai virus corona memberikan ancama nyata bagi sektor pariwisata Indonesia mengingat turis asal negeri Tirai Bambu ini sangat banyak. Saat ini pemerintah China sendiri memutuskan untuk menutup banyak akses bagi warganya yang ingin bebergian ke luar negeri.

"Jadi kita akan melihat saja, kewaspadaan tentu melihat bagaimana pola waktu SARS terjadi, pengaruhnya penetrasi ke Indonesia seperti apa, sektor pariwisata tentu akan terpengaruh dan ini yang mungkin harus diwaspadai," kata Sri Mulyani di Ritz PP, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Virus corona, menurut Sri Mulyani, membuat perekonomian China kehilangan momentum pertumbuhan di kuartal I-2020. Apalagi, sampai saat ini belum ada kejelasan bagaimana penanganan virus tersebut.

"Memang akan menimbulkan suasana di mana seluruh respons indikator biasanya menjadi konservatif, lebih wait and see. Saya rasa kalau kita lihat dari sisi global, pertama untuk RRT karena ini terjadi di bulan awal tahun baru, RRT berarti mereka kehilangan kuartal I momentum growth," jelasnya.

Kehilangan momentum yang dimaksud, kata Sri Mulyani adalah permintaan dalam negerinya akan menurun lantaran merebaknya virus corona.


Hide Ads