Presiden Joko Widodo (Jokowi) memercayakan urusan pengembangan investasi kepada pengusaha muda Bahlil Lahaladalia. Mantan Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu kini menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Bahlil mengatakan, tugas BKPM saat ini fokus bukan hanya sekadar promosi investasi tapi juga mengawal para investor mulai dari perizinan awal hingga realisasi investasi dan memastikan sudah bisa berproduksi.
"Saya tunjukkan PIC masing-masing di BKPM. Kita kawal sampai financial closing. Setelah itu kita kawal sampai eksekusi, nggak boleh ada yang ganggu dia. Makanya BKPM kerja sama dengan polisi, jaksa, sama Pemda setempat. Nggak boleh diganggu. Setelah itu kita kawal sampai produksi. Karena negara akan dapat multiplier effect apabila sudah produksi," ujarnya di Wisma Antara, Jakarta, Senin (3/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk melakukan hal itu, Bahlil mengakui sering mendapatkan tantangan yang besar. Salah satunya harus berhadapan dengan teman-temannya yang merupakan pengusaha. Dia menjuluki teman-temannya itu sebagai hantu. Sebab mereka ternyata turut mengganggu jalannya realisasi dari investasi asing.
"Memang problemnya besar, jujur saja nggak gampang. Saya harus berhadapan dengan teman-teman saya sendiri. Mereka masih jadi hantu, tapi saya sudah tobat jadi hantu. Saya sampaikan ke teman-teman, sudah cukuplah kita bermain-main," terangnya.
Dia mencontohkan, saat dia baru menjadi Kepala BKPM selama 4 hari, tiba-tiba pemerintah memutuskan untuk menghentikan ekspor nikel. Saat itu juga, Bahlil ikut diserang oleh teman-teman hantunya itu.
"Semua ribut lu begini-begini. Sudah lah bang. Sudah cukuplah kita dosa. Itu satu setengah bulan kita didemo terus-menerus. Saya bilang demo aja, nggak apa-apa, masa mantan tukang demo didemo kan lucu juga. Sampai cape mereka," tuturnya.
Tak hanya didemo, Bahlil juga sering mendapatkan tuduhan-tuduhan tak mengenakan. Salah satunya tudingan sebagai antek asing.
"Mereka bilang ke saya kau antek-antek negara A, negara B. Dalam hati gue, gue dari miskin banget mana bisa kendalikan kita. Nggak pernah mau kita begitu. Tapi alhamdulillah sekarang bisa kita selesaikan," tutupnya.
(das/fdl)