Tertarik Bisnis Ponsel Daur Ulang, Grab: Ada Potensi Eco-Digital

Tertarik Bisnis Ponsel Daur Ulang, Grab: Ada Potensi Eco-Digital

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Selasa, 04 Feb 2020 16:45 WIB
Ridzki Kramadibrata, Presiden Direktur Grab Indonesia
Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET
Jakarta -

Grab Indonesia dikabarkan tertarik mengembangkan bisnis daur ulang ponsel. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang. Ia mengatakan bahwa perusahaan ride-hailing service Grab Holdings tertarik untuk berinvestasi pada manufacturing smartphone daur ulang.

"Saya juga sudah bicara dengan Grab, mereka ada niat melakukan investasi remanufacturing dari mobile phone yang sudah relatif tua atau sudah rusak, remanufacturing menjadi mobile baru dan ini berkaitan dengan IMEI itu sendiri," ujarnya dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (3/2/2020).

President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa rencana bisnis Grab yang merambah ke daur ulang handphone masih dalam tahap pembicaraan awal. Namun menurutnya, masyarakat Indonesia memerlukan smartphone yang layak karena akan membantu mendorong ekonomi digital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Potensi ekonomi digital Indonesia tak kurang dari USD 100 miliar, smartphone yang layak dan terjangkau adalah kuncinya. Mari kita lihat ke depannya," ujarnya.

Ridzki mengungkapkan akan menjelaskan lebih jauh tentang hal ini dalam waktu dekat, tetapi pihaknya akan tunduk pada aturan yang berlaku di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Menurut pantauan Kementerian Perindustrian, industri Handphone, Komputer, dan Tablet (HKT) merupakan salah satu sektor strategis yang dalam perkembangannya menunjukkan tren meningkat dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Saat ini, Grab sudah beralih menjadi super app. Para customer Grab juga sudah bisa berbelanja berbagai macam kebutuhan melalui aplikasi ini. Meski sudah beralih menjadi super app, Ridzki menilai ride hailing tetap memberikan kontribusi utama kepada perusahaan.

Kontribusinya bukan hanya dalam bentuk pendapatan tetapi juga menjadi ensemble bagi bisnis-bisnis Grab lainnya. Dalam bisnis GrabFood, contohnya, untuk pengantarannya membutuhkan ride-hailing. Dalam bisnis GrabExpress juga masih membutuhkan ride-hailing.




(mul/mpr)

Hide Ads