Demikian disampaikan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di DPR Jakarta, Senin malam (3/2/2020).
"Bulan ini harusnya selesai," katanya.
Dia mengatakan, pada holding ini PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) akan jadi induk.
"Bahana (induk)," katanya.
Selain pembentukan holding, Kementerian BUMN menyiapkan sejumlah skema untuk menyehatkan Jiwasraya. Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, upaya yang ditempuh ialah membentuk anak usaha Jiwasraya Putra.
Nantinya, saham anak usaha dilepas ke investor.
"Selanjutnya, kami bikin anak perusahaan, kami harapkan anaknya ini bisa dapat investasi dari luar. Kami bidik kuartal pertama bisa masuk langsung berjalan, urusan surat-surat kertas (landasan hukum) bisa beres bulan 2," papar Arya dalam sebuah diskusi di bilangan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/1/2020).
Lalu, diharapkan pada awal bulan Maret, Kementerian BUMN mulai mencicil dana gagal bayar milik nasabah Jiwasraya. Diperkirakan akan ada Rp 3 triliun dana awal yang akan masuk hingga Maret. Angkanya akan bertambah Rp 5 triliun pada kuartal II 2020.
"Selanjutnya, bisa dibagikan bertahap uang nasabah. Kami harapkan awal Maret lah bisa dikerjakan bagi-bagi uang. Tadi dananya sekitar hampir Rp 3 triliun, masuk kuartal II jadi Rp 5 triliun," jelas Arya.
Untuk pembagian uang untuk nasabah Jiwasraya, Arya mengatakan pihaknya akan menggelontorkan Rp 2 triliun terlebih dahulu untuk tahap awal.
"Pak Erick mengatakan, Februari-Maret bertahap. Diperkirakan sampai Rp 2 triliun bisa diberikan untuk tahap awal, beberapa nasabah yang diprioritaskan akan kami berikan, nasabah yang dalam daftar kami sangat butuh uangnya," tutur Arya.
(hns/hns)