Menteri BUMN Erick Thohir melantik beberapa pejabat baru di lingkungan kementerian, salah satunya adalah Nawal Nely sebagai Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko. Dengan melibatkan figur tersebut, diharapkan tidak ada lagi masalah keuangan seperti yang terjadi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan risiko keuangan seperti yang dialami PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pun diharapkan bisa dicegah dengan adanya deputi baru.
"Seperti kita sampaikan, kita ingin bahwa BUMN benar-benar bertransformasi, di mana transparansi dan integritas laporan keuangan serta risiko keuangan ke depan bisa kita manage dengan baik, supaya tidak ada kejadian-kejadian seperti Jiwasraya atau Krakatau Steel lagi ke depan," kata dia ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian BUMN akan lebih giat memelototi laporan keuangan perusahaan pelat merah.
"Dengan deputi yang baru ini Kementerian BUMN akan lebih dalam, dalam melihat laporan keuangan dan memastikan bahwa ada early warning system dari laporan keuangan yang membuat kita bisa memastikan bahwa seluruh perusahaan kita sehat dan sustainable," jelasnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, sebelumnya mengatakan masuknya Nawal Nely ke tubuh perusahaan pelat merah itu ialah untuk mengawal laporan keuangan BUMN.
"Ibu Nawal dari EY ditugaskan untuk menangani manajemen risiko terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di BUMN. Jadi agar nanti bagaimana supaya bagusnya laporan keuangan itu sesuai dengan cashflow dari perusahaan BUMN," ungkap Arya ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Nawal Nely berkarir di Indonesia Oil & Gas Transaction Advisory Services Leader di EY Oil and Gas. Mengutip profilnya di LinkedIn, lulusan sarjana akuntansi UGM dan magister di INSEAD ini berkarier di EY Oil and Gas sejak 12 tahun lalu, dari posisi manager pada 2007 hingga menjadi partner.
Baca juga: Erick Thohir Angkat 'Tangan Kanan' Baru |
(toy/eds)