Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 hanya 5,02%. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 5,17%. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia itu sudah diprediksi oleh pihaknya.
"Pertumbuhan ekonomi kita kan 5,02% kan. Memang itu angka yang BKPM sudah ramal sejak awal, dan lebih banyak kan kita masih mengandalkan sektor konsumsi," kata dia di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya akan berupaya mendorong peningkatan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke level 5,3% hingga 5,5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang harus dilakukan sekarang adalah tugas kami bagaimana meningkatkan realisasi investasi. Tahun ini (2019) kan realisasi investasi kita Rp 809,6 triliun. Ke depan kita dikasih target oleh Bappenas (realisasi investasi) harus Rp 886 triliun," jelasnya.
"Langkah-langkah komprehensifnya untuk mencapai Rp 886 triliun itu, pertama adalah kita perbaiki regulasi, sentralisasi, kemudian fiskal kita masukkan semua di BKPM. Kemudian kita membuat satgas di lapangan terkait kendala-kendala lapangan," lanjut Bahlil.
Di sisi lain, dia menekankan akan mendorong masuknya investasi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
"Saya pikir bahwa tidak ada cara lain, investasi yang masuk itu harus banyak menciptakan lapangan pekerjaan, karena di tengah ekonomi global yang belum ada tanda-tanda yang sangat menggembirakan, untuk kita maka kita harus genjot pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.
(toy/eds)