Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita khawatir wabah virus corona ini dapat berdampak negatif terhadap perdagangan industri nasional.
"Kita lihat dari neraca perdagangan (industri) manufaktur, ekspor dan impor itu paling besar berasal dari dan ke China. Jadi berkaitan dengan virus corona ini pasti ada dampaknya," ujar Agus ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Lantaran, 30% bahan baku industri nasional masih diimpor dari China, demikian pula dengan ekspor, porsi ekspor industri nasional ke China masih terbilang cukup besar dibanding ke negara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama apakah bahan baku dari China masih tersedia karena pabrik-pabrik tutup atau sudah mengurangi kapasitasnya. Kedua, apakah barang-barang ekspor kita bisa tetap diserap China karena daya beli mereka juga pasti sedang menurun," sambungnya.
Untuk itu, industri di Indonesia perlu mencari jalan keluar, salah satunya dengan mencari sumber bahan baku dari negara lain terutama dari negara-negara non konvensional.
"Kita harus secara agresif mencari pasar-pasar non konvensional untuk menyerap bahan baku atau menjual produk-produk industri kita khususnya termasuk ke negara-negara seperti Afrika dan Amerika Selatan," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga bakal lebih fokus menjalankan 7 agenda pembangunan sektor industri yang sudah dituang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024.
Adapun 7 agenda pembangunan yang dimaksud meliputi ketahanan ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, kualitas SDM, revolusi mental, memperkuat infrastruktur serta pelayanan dasar, lingkungan hidup, dan terakhir memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
"Kita lebih fokus pada meng-address 7 issues yang tadi saya sampaikan, kalau itu kita bisa address satu per satu saya kira, wabah itu tidak akan banyak mempengaruhi pertumbuhan sektor industri kita," pungkasnya.
(fdl/fdl)