Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku kehilangan atas meninggalnya Johannes Baptista Sumarlin (JB Sumarlin), Menteri Keuangan era Presiden Soeharto. Sumarlin menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 14:15 WIB di RS Carolus, Jakarta.
Sri Mulyani mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan Sumarlin. Sebab dia adalah murid dari Sumarlin saat masih mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia.
"Kalau saya dengan beliau, saya muridnya. Beliau mengajar di Fakultas Ekonomi UI. Jadi ada memori sebagai pengajar, beliau sebagai menteri tapi datang mengajar pakai jas dilepas. Komitmennya luar biasa kalau ngajar," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani juga Sumarlin sebagai menteri keuangan yang memiliki banyak gebrakan untuk menyelesaikan masalah perekonomian. Mulai dari gebrakan Sumarlin I, II hingga Paket Oktober (Pakto).
"Kita kenal gebrakan Pak Marlin dulu namanya gebrakan Sumarlin I, II, kemudian Pakto. Itu semua dilakukan waktu beliau menjadi menteri terutama menkeu. Di dalam konteks hari ini mungkin kita banyak belajar dari apa yang pernah beliau putuskan dan lakukan," ujarnya.
Dari Sumarlin, Sri Mulyani belajar sebagai menteri keuangan harus responsif dalam mengambil kebijakan. Sekalipun itu kebijakan yang tidak populer.
"Jadi point-nya sebetulnya kalau kita melihat masa lalu masih relevan kondisi global dengan harga komoditas yang bergejolak yang kemudian menimbulkan banyak dampak ke dalam ekonomi Indonesia yang harus direspons dengan kebijakan yang kadang tidak populer. Seperti kenaikan suku bunga, kemudian pengendalian inflasi. Itu semuanya memberikan pembelajaran yang sangat penting bagi kita semua," terangnya.
Sri Mulyani mengaku akan menyempatkan diri untuk menyambangi rumah duka. Rencananya, jenazah almarhum bakal dibawa ke rumah duka MRCC Siloam, Semanggi.
(das/fdl)