Geger virus Corona tak hanya mengguncang dunia kesehatan, tapi juga berdampak pada pasar keuangan di sejumlah negara. Salah satunya Indonesia yang mengalami tekanan pada nilai tukar rupiah.
Bank Indonesia (BI) berharap masalah ini bisa segera selesai dan mengembalikan kepercayaan pelaku pasar. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengharapkan masalah virus ini bisa cepat selesai.
Masa pemulihan juga diharapkan bisa lebih cepat.
"Kita juga lihat saat ini bagaimana pemerintah China berupaya mencari vaksin dan melihat informasi dan kemudian melihat pasien yang sembuh mengindikasikan upaya penanggulangan yang baik," kata Dody di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, memang virus ini juga berdampak pada pasar keuangan. Paling itdak sejak Senin lalu, pasar keuangan China juga dibuka tertekan indikator pasar keuangan dan global.
"Rupiah juga tertekan, tapi kemudian Kamis-Jumat membaik lagi. BI bersama pemerintah melalui instrumen yang sama berupaya untuk menjaga stabilitas rupiah. Di pasar keuangan semoga terjaga dan terus menunjukkan dengan stabilnya rupiah," jelas dia.
Dody mengungkapkan pada minggu lalu sempat terjadi outflow hingga Rp 11 triliun. Namun minggu ini tercatat inflow Rp 400 miliar.
Saat ini BI juga berupaya untuk melihat dan mengawasi dampak virus tersebut ke sektor riil. Supply chain China merupakan produsen utama bagi barang-barang input produsen di banyak negara.
"Kita melakukan studi bagaimana dampaknya lebih kepada sektor riil dan mudah-mudahan pemulihan bisa lebih singkat dan tidak berdampak besar pada sektor riil," jelas dia.
Sektor pariwisata juga terdampak. Klik halaman selanjutnya