Wabah virus corona menyebabkan harga produk impor besi dan baja dari China mengalami kenaikan. Kebetulan, selama ini industri besi dan baja nasional dihantam produk impor lantaran harganya yang lebih murah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa dari sisi kuantitas impor bahan baku besi dan baja dari China tidak mengalami penurunan.
"Saya sudah cek di lapangan berkaitan dengan impor bahan baku dari China, itu belum ada gangguan berkaitan dengan kuantitasnya," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari sisi harga diperkirakan akan mengalami kenaikan. Sebab banyak pegawai administrator di China yang tidak bekerja lantaran wabah virus corona.
Sementara itu, Indonesia dan China memiliki hubungan kerjasama perdagangan yang dibalut dalam Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-China. Dalam perjanjian itu masuknya produk besi dan baja dari China bebas bea masuk.
"Karena administrator di China itu tidak banyak bekerja atau bahkan tidak ada yang bekerja. Sehingga pencatatan itu untuk FYA antara China dan ASEAN itu tidak bisa dinikmati," tambahnya.
Dengan tidak diurusnya proses administrasi, maka produk besi dan baja dari China yang masuk akan dikenakan tarif bea masuk. Sehingga harga akan lebih mahal dari biasanya.
"Kiriman dari sana ke Indonesia tanpa melalui desk yang bisa dinikmati oleh industri berkaitan dengan FTA. Jadi harga yang diterima oleh industri itu adalah harga normal, bukan harga yang berkaitan dengan FTA ASEAN-China," tutupnya.
(das/fdl)