Mundur Tiga Bulan, Pelabuhan Patimban Baru Bisa Operasi September

Mundur Tiga Bulan, Pelabuhan Patimban Baru Bisa Operasi September

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 13 Feb 2020 16:52 WIB
Kondisi pelabuhan penyeberangan Majingklak di Kabupaten Pangandaran nampak memprihatinkan. Pelabuhan itu tengah hadapi persoalan pendangkalan yang cukup parah.
Ilustrasi Pelabuhan Patimban (Foto: Faisal Amiruddin/detikcom)
Jakarta - Kementerian Perhubungan mengungkap bahwa proyek Pelabuhan Patimban akan mundur operasinya. Sedianya, pelabuhan ini akan beroperasi pada bulan Juni 2020 dengan ditandai acara soft launching.

Namun, Sekjen Kemenhub Djoko Sasono mengatakan bahwa soft launching akan dilakukan pada bulan September 2020. Djoko menyebut pembangunannya sendiri tetap diusahakan selesai pada Juni.

"Bulan September 2020 akan dibuat soft launching. Juni masih diharapkan bisa selesai, September launching," ungkap Djoko di Ruang Sriwijaya, Kantor Kemenhub, Kamis (13/2/2020).

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo mengatakan bahwa memang awalnya target operasi pada Juni. Namun karena beberapa kendala, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta diundur jadi September.

"Awalnya, dulu sekali memang Juni. Tapi kan berbagai kendala dan ada masalah, akhirnya Pak Menteri minta siapkan september aja," ujar Agus.

Dia menjelaskan bahwa hambatan terbesarnya karena back up area alias daratan pelabuhan di atas laut belum siap. Pasalnya, gelombang laut di sekitar Patimban sering tinggi sehingga membuat sulit pembangunan.

"Hambatan misalnya belum siap di back up area, beberapa tempat konstruksi belum siap di laut. Kan ada masa gelombang tinggi sehingga pekerjaannya sempat sulit dibangun," jelas Agus.

Agus mengatakan terminal kendaraan akan jadi fasilitas pertama yang akan dioperasikan. Nantinya bisa menampung 225 ribu mobil per tahun

"September car terminal. Kapasitas 225 ribu mobil per tahun," ungkap Agus.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun mengungkapkan operasi Pelabuhan Patimban diproyeksi mundur sekitar 3 bulan dari target. Hal itu disebabkan karena pihak investor dari Jepang ingin ada persiapan yang matang sebelum beroperasi.

"Pada dasarnya ada kesepakatan untuk memperhatikan (operasional) bulan Juli akan diteruskan apa tidak. Jadi kita akan evaluasi, Januari akan rapat lagi kita evaluasi. Mundur dikit, kita optimalkan waktu. Karena kalau dari Jepang-nya kan konservatif," ucap Budi Karya usai rapat koordinasi Pelabuhan Patimban di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).

"Kita mem-planing sebelum Juli operasi, tapi Jepang minta lebih konservatif. Kalau pun mundur paling 3 bulan. Konservatif maksudnya mereka kan hati-hati memperhitungkan," ucap Budi Karya.


(dna/dna)

Hide Ads