Menanti Taji Lebaran 'Tangkis' Dampak Corona ke Ekonomi RI

Menanti Taji Lebaran 'Tangkis' Dampak Corona ke Ekonomi RI

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 13 Feb 2020 18:37 WIB
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/04/2015). Chief Economist BRI Anggito Abimanyu mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 diperkirakan akan melambat hanya di level 4,9 persen sampai 5 persen atau terendah dalam lima tahun terakhir. Grandyos Zafna/detikcom
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Banyak pihak yang percaya bahwa dahsyatnya wabah virus Corona akan menjangkiti perekonomian global. Mulai dari ekonomi China sendiri, lalu mempengaruhi ekonomi global dan akhirnya menjangkiti ekonomi RI.

Staf Ahli Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum bisa memberikan hitungan pasti dampak dari virus corona terhadap ekonomi RI. Pemerintah fokus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Kita tidak hanya bermain di angka-angka, walaupun kita juga menghitung," ujarnya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (13/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, menurut Edi kondisi ekonomi RI bisa dibuktikan apakah terjangkiti virus corona atau tidak dari data pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020. Sebab di periode itu pertumbuhan ekonomi diyakini akan stabil sebab ada momen hari raya Lebaran.

Lebaran menjadi momen besar untuk mendorong konsumsi rumah tangga. Nah konsumsi rumah tangga sendiri memiliki kontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga jika di kuartal II-2020 nanti mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi terjadi anomali.

ADVERTISEMENT

"Kalau lihat siklus kuartal II itu kita sangat terbantu karena faktor keagamaan. Justru selama ini tidak pernah mengalami penurunan PDB di kuartal II. Justru kalau terjadi penurunan di kuartal II itu tadi saya bilang bahaya. Karena kita tidak di dalam siklus yang normal," ujarnya.

Dengan adanya anomali seperti itu, Edi yakin ekonomi RI 'terjangkiti' virus corona. Hal itulah yang perlu diantisipasi pemerintah.

"Iya bisa jadi karena itu. Karena faktor disrupsinya, disrupsinya yang disebabkan karena dia mengantisipasi corona. Jadi bukan karena virusnya loh ya. Kalau virus kan karena orang meninggal, kepanikan sosial dan lainnya," ujarnya.

Oleh karena itu pemerintah menghimbau masyarakat agar tenang. Saat ini pemerintah masih bekerja keras mengantisipasi masuknya virus tersebut ke Indonesia.




(das/eds)

Hide Ads