Masih banyak masyarakat Jabodetabek yang belum memiliki rumah tetap. Selain harganya yang di luar perkiraan, lokasi rumah yang diidamkan terkadang sangat jauh dari ibu kota Jakarta.
Tenang, ada solusi bagi masyarakat yang bingung memilih lokasi rumah. Ada beberapa daerah dekat Jakarta yang memiliki potensi kemajuan pesat sehingga cocok dijadikan lokasi hunian.
Rata-rata wilayah tersebut berada di Jakarta bagian Timur dan sekitarnya. Mulai dari Bekasi, Cikarang, Karawang, Purwakarta, dan sekitarnya.
Baca juga: Berburu Rumah Subsidi Buat Milenial di JCC |
Daerah tersebut memiliki potensi yang maju karena terdapat 10 proyek infrastruktur yang sudah berjalan. Mulai dari double-double track kereta Manggarai-Cikarang, proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT), jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan, JORR 2 Cimanggis-Cibitung, kereta cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Karawang.
Lalu ada pembangunan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus Bekasi-Karawang,Purwakarta alias Bekapur, rencana MRT tahap III Balaraja-Cikarang, hingga jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek yang sudah mulai beroperasi sejak Desember 2019 lalu.
Hasil riset Savills Indonesia, disebutkan nilai properti akan naik mencapai 30% seiring pemerintah yang massif mengembangan infrastruktur.
Menurut pengamat properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, perkembangan wilayah koridor timur berhasil menarik perhatian masyarakat.
Situasi ini didorong oleh masifnya pengembangan proyek infrastruktur yang didukung dengan basis ekonomi yang kuat karena wilayahnya beroperasi aktif sebagai kawasan industri. Sebagai contoh yakni berbagai industri besar seperti MM2100, Jababeka, Delta Silicon, dan Deltamas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik bahwa area Cikarang menyumbang 34,45% penanaman modal asing secara nasional dengan volume ekspor dari kawasan tersebut mencapai 45%.
"Infrastruktur yang terus dibenahi, basis ekonomi kuat dengan kawasan industri terbesar bahkan se-ASEAN, di sisi lain harga tanah di wilayah ini range-nya relatif lebih rendah berkisar Rp 5-Rp 12 juta/m2, bandingkan dengan di koridor barat yang sudah mencapai Rp 9-Rp 17 juta/m2," kata Ali.
"Melihat fakta-fakta ini koridor timur menjadi area yang sangat potensial untuk menjadi pendorong sektor properti secara nasional," tambah Ali.
Pengembangan TOD
Namun tak semudah itu memiliki rumah di pinggiran Jakarta. Apa lagi bagi mereka yang bekerja di ibu kota. Masalahnya, lokasi yang terlalu jauh dari tempat kerja justru bisa bikin biaya transportasi bisa bengkak.
Menjawab tantangan tersebut, masyarakat bisa memanfaatkan pengembangan kawasan hunian yang terintegrasi stasiun atau yang lebih dikenal dengan konsep transit oriented development.
Dengan hunian berkonsep TOD, masyarakat jadi punya ruang untuk membeli hunian di pinggiran Jakarta, namun tetap bisa menekan pengeluaran untuk biaya transportasi.
Salah satunya ada proyek hunian LRT Bekasi Green Avenue yang dikembangkan PT Adhi Commuter.
Dengan konsep hunian TOD, nantinya masyarakat yang mengadu nasib di DKI Jakarta pun akan dimudahkan aksesnya.
"Dengan tinggal di atas stasiun maka ada kepastian waktu tempuh dengan menggunakan sarana transportasi masal LRT yang saat ini pembangunannya sedang berlangsung dan diperkirakan beroperasi pada tahun 2021," kata Corporate Secretary PT Adhi Commuter Properti Regina Karlinda, dalam keterangannya, Minggu (16/2/2020).
Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 1,9 hektar, LRT City Bekasi-Green Avenue terdiri dari 3 tower apartemen. Memiliki Keunggulan berlokasi strategis yang hanya berjarak 30 meter dari transportasi LRT, Green Avenue juga berdiri tepat di seberang exit Tol Bekasi Timur, dan disediakan titik pool Bus Transjakarta untuk menunjang konsep TOD.
"Tidak hanya itu, sarana penunjang lifestyle juga turut dihadirkan seperti ruang terbuka hijau, pusat perbelanjaan, co-Working space, aqua gym, swimming pool, dan fasilitas pendukung menarik lainnya sebagai solusi kehidupan masyarakat Urban," tutup dia.
(hek/dna)