Menteri BUMN Erick Thohir berencana memilah-milah BUMN dan membentuk sub holding. Erick ingin sub holding yang terbentuk sebanyak 15 sub holding.
Meski demikian, Erick itu belum bisa banyak bicara panjang lebar mengenai sub holding ini. Lantaran, pihaknya sedang melakukan pemetaan.
Sub holding itu juga memasukkan perusahaan-perusahaan yang berstatus dead-weight alias sekarat. Erick sendiri juga tengah memetakan perusahaan sekarat ini dan menyiapkan dua opsi, yakni merger atau ditutup.
"Kalau saya inginnya, tapi belum selesai, masing-masing Wamen (wakil menteri) pegang 7 sub holding kan ini belum jadi mapping-nya. Lalu sub holding ada dead weight, jadi mungkin 15 tapi belum selesai. Ini lagi di-mapping," katanya di Kementerin BUMN Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020).
Pembentukan sub holding ini untuk mengoptimalkan pengawasan. Erick menyadari, dirinya dan wamen tak mengawasi seluruh BUMN.
"Karena tidak mungkin Wamen-wamen masing-masing termasuk saya mengontrol 142 perusahaan, tambah cucu cicit berapa ratus," imbuhnya.
Hal itu pun menimbulkan pertanyaan, sebab ia telah memangkas jumlah deputi. Erick bilang, pemangkasan deputi sejalan dengan perubahan sistem di kementerian.
"Ditanya 7 deputi kenapa dikurangi kan berubah sistemnya. Dulu deputi lebih memikirkan bisnisnya tapi tidak in depth, makanya kita perdalam dengan 3 deputi keuangan, hukum dan SDM," terangnya.
(acd/dna)