Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) saat ini berada di level 4,75%. Terus menurun sejak awal tahun lalu.
Meskipun bunga acuan turun, namun suku bunga kredit di perbankan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan memang bank akan membutuhkan waktu untuk merespon penurunan bunga acuan BI.
"Meski bunga acuan turun, transmisi di bank bisa sangat lama karena kondisi ekonomi global dan likuiditas bank saat ini mengetat," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (22/2/2020).
Dia menjelaskan dari data per November 2019 loan to deposit ratio (LDR) di bank tercatat 92%. Menurut dia jika bank buru-buru menurunkan suku bunga simpanan, ada kekhawatiran deposan akan pindah ke bank lain atau yang lebih parah membeli surat utang pemerintah.
"Jadi perebutan dana simpanan sangat brutal, tahun 2020 ini makin ketat persaingannya seiring pemerintah yang hobi menerbitkan surat utang baru dengan bunga rata-rata di atas 6%," jelas dia.
Menurut Bhima, penyesuaian bunga kredit oleh bank bisa terjadi lebih dari 6 bulan setelah pemangkasan bunga acuan.
Termasuk untuk bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang sudah masuk floating atau mengambang. "Iya bisa lebih lama apalagi risiko properti kelas menengah atas sedang tinggi. Dengan bunga tinggi, bank bisa mengantisipasi kerugian debitur yang macet," imbuh dia.
(kil/hns)