Amerika Serikat (AS) mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang. Dikutip dari TheStar, Minggu (23/2/2020), Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang dan dinyatakan sebagai negara maju dalam perdagangan internasional.
Hal itu diperkirakan akan membuat fasilitas istimewa yang selama ini diberikan oleh Negera Paman Sam ke Indonesia akan dicabut. Fasilitas tersebut khususnya di bidang perdagangan, di antaranya fasilitas Generalize System of Preference (GSP) atau keringanan bea masuk impor barang ke AS.
Lantas, bagaimana nasib pengusaha RI menghadapi itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sebenarnya kan ini pengaruhnya ke daya saing kita kan. Kalau ditanya siap nggak siap, ya kita harus terus meningkatkan daya saing kita dalam banyak hal," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani kepada detikcom, Minggu (23/2/2020).
Dia memahami bahwa Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada fasilitas dari AS yang selama ini memanjakan pengusaha RI. Itu karena pada akhirnya Indonesia pun akan naik kelas sebagai negara maju, yang tak hanya di level perdagangan dengan AS.
"Tidak mungkin juga selamanya kita tergantung kepada fasilitas-fasilitas itu karena memang kita akan menjadi negara maju," sebutnya.
Tantangan untuk Indonesia adalah meningkatkan daya saingnya dengan negara-negara lain dalam perdagangan internasional.
"Jadi memang para pengusahanya juga harus terus meningkatkan, bersama pemerintah meningkatkan daya saing kita, baik dengan kebijakan-kebijakan fiskal, moneter, kemudian efisiensi, menurunkan biaya logistik, biaya produksi, cost of fund, dan meningkatkan produktivitas," jelas Rosan.
Sementara untuk saat ini, dia menjelaskan daya saing Indonesia masih cukup rendah di antara negara lainnya.
"Ya kan di indeks juga kita masih dalam kategori yang agak tertinggal ya. Memang PR-nya itu untuk meningkatkan daya saing seperti yang saya sampaikan harus dilakukan secara beriringan antara dunia usaha dan pemerintah, serta pemangku kepentingan lainnya," tambah dia.
(toy/eds)