Pertamina Ancam Setop Pasokan BBM ke SPBU Nakal

Pertamina Ancam Setop Pasokan BBM ke SPBU Nakal

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 25 Feb 2020 22:30 WIB
Ilustrasi SPBU
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengancam tak memberikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) nakal yang tak mau melaksanakan digitaliasi nozzle. Pertamina menargetkan, semua SPBU di bawah Pertamina menerapkan digitaliasi nozzle pada Juni 2020.

"Juni semua selesai, Juni 2020, tahun ini semua selesai. Kita sudah berikan juga sekarang yang tidak mau pasang, kita sudah mau sampaikan kita setop pasokannya, karena ini memang harus dijalankan," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Komisi VI DPR Jakarta, Selasa (26/2/2020).

Nicke menjelaskan, pihaknya menargetkan 5.518 SPBU telah menerapkan digitaliasi nozzle. Namun, hingga saat ini baru terlaksana sekitar 3.500.

Terangnya, tidak semua SPBU ialah milik Pertamina. Nicke bilang, kendala teknis yang membuat target digitaliasi itu belum tercapai lantaran masing-masing mitra memiliki sistem IT masing-masing.

"Pertama kendala teknis, SPBU kita sebagian besar milik partner mereka membangun sistem IT berbeda-beda ini yang sekarang kita sinkronisasi," ujarnya.

"Ada satu lagi masalah teknis beberapa equipment IT itu dibeli dari China sekarang tertahan karena corona virus ini pun sedang kita solusinya," tambahnya.

Selain itu, ada juga masalah non teknis di mana pemilik SPBU pada masa awal mempertanyakan keuntungan digitaliasi nozzle.

"Apa keuntungnya bagi kami? Kita sebetulnya menerapkan begini sekrang bisa lihat setiap saat masing-masing dispenser ada berapa stoknya, nantinya tidak perlu nozzle abis, Pertamina langsung mengirimkan stok," jelasnya.


Kuota Solar Jebol

Dalam paparannya, Nicke menjelaskan, penyaluran biosolar pada tahun 2019 sebanyak 16,17 juta kiloliter (KL) lebih tinggi dibanding realiasi 2018 sebanyak 15,36 juta KL. Alokasi untuk tahun 2020 lebih rendah realiasasi 2019 yakni 15,08 juta KL.

Sementara, realiasi tahun 2019 sebesar 16,17 juta KL lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan sebanyak 14,50 juta KL.

Nilai realiasasi subsidi 2019 sebesar Rp 32,35 triliun atau lebih tinggi dari alokasi Rp 26,84 triliun.

"Untuk solar subsidi di tahun 2019 terjadi over kuota dari 14,5 juta KL (kuota) realisasinya 16 juta KL. Jadi subsidinya juga naik," kata Nicke.


Hide Ads