Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Senin malam membuat sebagian wilayah mengalami banjir. Banjir tidak hanya merendam pemukiman, tapi juga sebagian depo kontainer yang dikhawatirkan bisa mengganggu kegiatan ekspor impor.
Ketua Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki), Muslan menjelaskan, jumlah depo kontainer di Jakarta ada 43, di mana 33 merupakan anggota Asdeki. Dari 33 depo, sekitar 20% terkena banjir.
"Depo saat ini di Jakarta ada 43 depo, kemudian dari 43, ada 33 yang masuk anggota Asdeki, yang lain belum tahu apakah punya izin atau nggak. Dari 33 itu sekitar 20% yang kena banjir kemarin, sama hari ini," jelasnya kepada detikcom, Selasa kemarin (25/2/2020).
Muslan enggan menyebut depo mana yang terkena banjir. Namun, kontainer yang berada di depo merupakan kontainer kosong untuk nantinya digunakan kegiatan ekspor.
Lanjutnya, tidak semua kontainer terkena banjir. Menurutnya, hanya lapisan bawah yang terendam air karena di depo kontainer ditumpuk jadi 8 lapis.
"Ada beberapa depo yang kontainer terendam, tapi kan kontainer ditumpuk jadi 8 biji yang terendam itu cuma yang di bawah," katanya.
"Jadi perhitungannya kalau 1 depo 1.000 kontainer, 1.000 kali 33 kan 33.000. Yang terendam 20% berarti kan sekitar 6.000 kontainer yang deponya kena air. Dari 6.000 itu bagi lagi 8, jadi rata-rata yang terendam 1.000-1.500 kontainer yang bagian bawah aja, dan itu pun hanya terendam 20-30 cm maksimal," jelasnya.
Meski tidak banyak depo yang terendam, dia mengatakan, banjir ini akan mengganggu kegiatan ekspor. Lantaran, akses depo terendam air.
"Kalau ganggu (ekspor impor) pasti ganggu, yang terganggu jalannya, karena jalan terganggu akhirnya truk nggak bisa melintas, dengan truk tidak melintas pelayanan depo pun akan terhambat. Dengan pelayanan depo terhambat, pergerakan kontainer terhambat juga. Kalau misalnya kontainer keluar masuk, tapi pabrik tutup nggak bisa juga. Semua terkait juga," jelasnya.