CT Bicara Virus Corona: Dunia Diliputi Kecemasan

CT Bicara Virus Corona: Dunia Diliputi Kecemasan

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 26 Feb 2020 10:43 WIB
Chairul Tanjung
Foto: Danang Sugianto
Jakarta -

Wabah virus corona semakin hari semakin besar. Wabah ini mengubah wajah dunia dari ketidakpastian menjadi kecemasan.

Hal itu disampaikan oleh Founder & Chairman CT Corpora, Chairul Tanjung (CT) dalam acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

"Pelaku pasar saat ini menduga-duga karena hal yang unik yang kita akan hadapi," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CT selaku pengusaha mengatakan, pada 2019 pelaku ekonomi dihadapi dengan kondisi ketidakpastian. Berbagai hal terjadi tahun lalu, seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) vs China, keluarnya Inggris dari Uni Eropa hingga permasalahan iklim.

"Tahun 2020 ini dimulai dengan sesuatu yang sangat tidak kita duga, dunia mendapat yang namanya virus corona," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Hebohnya dampak virus corona sudah terlihat sejak awal. CT mengatakan pada minggu pertama dan kedua Januari 2020 pasar komoditas menunjukkan perbaikan. Namun di minggu ketiga dan keempat sektor komoditas langsung terkoreksi cukup dalam.

"Virus corona dimulai dari provinsi Wuhan, kemudian melebar ke provinsi Hubei. Namun sekarang bukan hanya China, tapi Korea juga kena, Italia juga, Iran juga sudah ratusan orang. Pertanyaannya apakah virus corona masih jadi lokal epidemi atau jadi global pandemi. Ini sesuatu yang harus kita antisipasi ke depan," tuturnya.

Menurut CT pertanyaan itu lah yang hingga kini belum bisa terjawab. Kondisi dunia pun berubah, dari hanya diliputi ketidakpastian menjadi dirundung kecemasan.

"Tadinya dunia yang penuh ketidakpastian sekarang berubah jadi kecemasan. Market sekarang dalam kondisi kecemasan, masyarakat cemas apa yang akan terjadi," tuturnya.

Kecemasan itu juga menyelimuti dunia ekonomi. Sebab perekonomian China begitu besar dan memilih pengaruh yang besar terhadap perekonomian dunia.

"Tiongkok adalah pusat industri dunia. Kita tahu 20% dari PDB dunia itu dikuasi oleh Tiongkok, 34% global trade juga Tiongkok, lebih dari 150 juta wisatawan Tiongkok dari China travelling ke luar China. Indonesia dapat lebih dari 2 juta turis China, Bali dapat 1 juta turis China. Komponen elektronik 30% dari China, 7 dari 10 pelabuhan tersibuk di dunia ada di China," tuturnya.

Para pakar memperkirakan pertumbuhan ekonomi di China akan turun 1,5%. Nah para ahli juga menghitung setiap pertumbuhan ekonomi China kehilangan 1% maka akan terdampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3%.

"Tentu ini akan jadi tekanan yang luar biasa," tutupnya.

CT Bicara Virus Corona: Dunia Diliputi Kecemasan




(das/fdl)

Hide Ads