Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan Indonesia memiliki banyak startup yang mampu berkembang besar menjadi unicorn dan decacorn. Bahkan dia bangga menjadikan salah salah satu founder startup raksasa itu menjadi menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Hal itu disebutnya di depan CEO Microsoft Satya Narayana Nadella serta para penggiat startup dan technopreneur saat memberikan sambutan dalam acara Digital Economy Summit 2020 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Awalnya Jokowi memaparkan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di kawasan Asia dengan pertumbuhan yang paling cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba kita lihat, 2015 nilai ekonomi US$ 8 miliar. Itu US$ 8 miliar kalau triliun berapa, kira-kira Rp 120-an triliun. Kemudian 2019 US$ 40 miliar, berarti Rp 560 triliun dan diprediksi di 2025 kita akan memiliki US$ 133 miliar. Silakan kalikan sendiri berapa triliun rupiah," tuturnya.
Jokowi menjelaskan, Indonesia juga tercatat memiliki ekosistem startup yang paling aktif di Asia Tenggara. Lalu nomor 5 di dunia setelah Amerika, India, Inggris, dan Kanada.
Dari ribuan startup yang ada, Indonesia sudah memiliki 4 unicorn dengan valuasi di atas US$ 1 miliar dan 1 decacorn dengan valuasi di atas US$ 10 miliar. Decacorn itu adalah GoJek yang foundernya kini duduk di kursi kabinet.
"Kita nomor 5 ini supaya dimengerti betul. Dan kita memiliki 2.193 startup. Ada 1 decacorn, ada 4 unicorn, salah satunya saya jadikan menteri, founder-nya. Nih ada di sini," tambahnya.
Namun itu saja belum cukup. Menurut Jokowi Indonesia masih memiliki potensi pasar digital yang sangat besar. Mengingat penduduk Indonesia yang teramat besar yang mencapai 267 juta penduduk. Dengan penduduk yang besar, penetrasi internet juga berkembang pesat.
"Penetrasi pasar internet 65% di tahun 2019. Naik 10% dari 2018 55%. Besar sekali. Tahun 2018, ada 171 juta pengguna internet di Indonesia. Betul-betul sebuah pertumbuhan yang sangat pesat sekali. Sangat cepat sekali. Oleh sebab itu, potensi sebesar ini harus kita manfaatkan," ucapnya.
(das/eds)