Selamatkan Rupiah dari Virus Corona, BI Sudah Gelontorkan Rp 103 T

Selamatkan Rupiah dari Virus Corona, BI Sudah Gelontorkan Rp 103 T

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 02 Mar 2020 13:15 WIB
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Heboh virus corona telah menghantam nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda sudah berada di level Rp 14.403 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka itu merupakan posisi terlemah selama 8 bulan terakhir.

Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan rupiah. Pelemahannya sendiri diyakini merupakan imbas dari global yang terpengaruh virus corona.

"Dari sisi Bank Indonesia sebagai mana kita ketahui, kita sudah turunkan suku bunga. Kemudian juga merelaksasi atau mengendorkan kebijakan makroprudensial dan terutama terus melakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar keuangan, khususnya nilai tukar dan pasar SBN. Kami terus melakukan yang kita sebut triple intervensi," tuturnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry menjelaskan triple intervensi adalah upaya yang dilakukan BI di berbagai pasar untuk menstabilkan rupiah termasuk melalui Domestic Non Delivery Forward (DNDF). BI juga telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.

"Sejauh ini kami laporkan juga, BI sudah membeli SBN dari pasar sekunder sejumlah Rp 103 triliun ytd (sejak awal tahun). Di mana Rp 80 triliun itu kami beli sejak terjadinya corona virus yang ini kemudian investor global itu melepas. Itu langkah-langkah koordinasi yang kami lakukan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Perry sendiri padi tadi dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Kepresidenan. Dia dipanggil bersama dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Airlangga menambahkan bahwa mereka dipanggil Jokowi untuk membahas terkait update situasi terkini termasuk perekonomian global.

"Di mana memang global marker semuanya turun, tetapi mulai recover artinya tidak sedalam yang diperkirakan dan ada beberapa hal yang menjadi faktor utama yang tentunya terkait dengan corona virus. Tentu ini yang menjadi langkah-langkah yang harus diantisipasi pemerintah," kata Airlangga.




(das/ara)

Hide Ads