Adanya dua WNI positif Corona menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, yang berimbas maraknya belanja bahan pokok secara berlebihan. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik menanggapi isu corona yang sudah masuk Indonesia, termasuk bijak dalam mengambil sikap dengan tidak berbelanja bahan pokok secara berlebihan.
"Saya imbau agar masyarakat berhati-hati dalam mengambil sikap, termasuk untuk tidak melakukan panic buying," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (3/2/2020).
Agus mengungkapkan sebab barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting) dijamin ketersediaannya dengan harga yang stabil saat ini. Guna menjamin pasokan, pihaknya telah mengeluarkan persetujuan impor (PI) untuk beberapa komoditas yang memerlukan adanya tambahan stok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk komoditas bawang putih, Kemendag telah menerbitkan surat persetujuan impor sebanyak 25.829 ton. Sedangkan izin impor untuk gula kristal mentah (GKM) yang digunakan sebagai bahan baku gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi telah diterbitkan sebanyak 438.802 ton yang dapat memenuhi kebutuhan hingga Mei 2020.
"Pemerintah menyadari antisipasi dampak penyebaran virus Covid-19 ini merupakan tanggung jawab kita bersama yang memerlukan sinergi dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku usaha terkait bapok, maupun masyarakat. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat tetap tenang, tidak perlu belanja berlebihan, dan selalu menjaga kesehatan," jelas Agus.
Sebelumnya, Kemendag telah menerbitkan Permendag No 10 Tahun 2020 tentang Larangan Impor Sementara Binatang Hidup dari China guna meminimalisasi penyebaran Covid-19 melalui kegiatan importasi. Namun pelarangan tersebut sifatnya sementara sampai wabah Covid-19 mereda.
Sementara itu, berkaitan dengan kebijakan ekspor yang terkait dengan antisipasi dampak virus corona terhadap perdagangan, Agus menekankan tidak ada larangan ekspor untuk produk masker ke pasar dunia. Namun, pemerintah mengimbau para eksportir dalam negeri untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masker di Indonesia saat ini.
"Menyikapi permintaan yang tinggi dari masyarakat terhadap masker dan hand sanitizer, kami mengimbau para produsen barang tersebut untuk tidak menaikkan harga jual ke masyarakat. Imbauan ini juga ditujukan kepada para distributor dan penjual pengecer," pungkas Agus.
(mul/mpr)