Pariwisata Dihantam Corona, Karyawan Agen Travel Terancam PHK!

Pariwisata Dihantam Corona, Karyawan Agen Travel Terancam PHK!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 11:23 WIB
Garuda Indonesia Travel Fair 2016 kembali dibuka, Jumat (29/4/2016) di Jakarta Convention Center. Acara yang dihelat selama 3 hari itu langsung diserbu Ribuan pengunjung yang terlihat antri disalah satu gerai agen travel yang menyediakan beragam promo harga murah. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Perusahaan agen travel ikut terhantam imbas virus corona, perusahaan melemah karena makin sedikit orang yang mau berwisata. Ujungnya, karyawan agen travel pun terancam PHK karena melemahnya perusahaan.

Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia Pauline Suharno mengatakan beberapa agen travel sudah mempertimbangkan adanya pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawannya apabila kondisi tidak membaik dalam waktu dekat.

"PHK sedang dipertimbangkan jika kondisi tidak membaik dalam waktu dekat. Prediksinya akan memburuk, apalagi sudah mau mulai Ramadan, which is musim sepi," kata Pauline kepada detikcom, Rabu (4/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski belum ada yang melakukan PHK, menurut Pauline perusahaan agen travel sudah mulai memberikan beberapa karyawan cuti tanpa tanggungan alias unpaid leave imbas sepinya orang mau berpergian. Perusahaan juga sudah membatasi penambahan karyawan.

"Yang sudah dilakukan beberapa travel agent itu kasih unpaid leave. Terus tidak ada lagi pengangkatan karyawan yang masih kontrak, lalu tidak ada recruitment (karyawan) baru," sebut Pauline.

ADVERTISEMENT

Waktu kerjanya pun sudah mulai dikurangi, yang biasanya hari Sabtu masih harus masuk beberapa agen travel sudah meliburkan karyawannya.

"Terus Sabtu kantor diliburkan. Udah nggak ada shift tambahan juga sekarang," kata Pauline.

Kondisi terkini menurut Pauline penjualan paket wisata sudah turun 60% bahkan bisa bertambah. Beberapa paket yang berhasil dijual pun banyak yang dibatalkan.

"Penurunan penjualan yang sudah 60%, diperkirakan bisa lebih besar lagi. Angka pembatalan penumpang sudah naik 80% dan akan terus bertambah," jelas Pauline.




(eds/eds)

Hide Ads