Bukan Diskon Tiket, Ini Permintaan Agen Travel ke Pemerintah

Bukan Diskon Tiket, Ini Permintaan Agen Travel ke Pemerintah

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 12:05 WIB
Garuda Indonesia Travel Fair 2016 kembali dibuka, Jumat (29/4/2016) di Jakarta Convention Center. Acara yang dihelat selama 3 hari itu langsung diserbu Ribuan pengunjung yang terlihat antri disalah satu gerai agen travel yang menyediakan beragam promo harga murah. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Industri pariwisata terhantam keras imbas virus corona. Penurunan penjualan paket wisata tercatat turun hingga 60% lebih sejak wabah corona merebak, belum lagi angka pembatalan perjalanan melonjak hingga 80%.

Pengusaha agen travel mengatakan sejauh ini upaya insentif yang diberikan pemerintah justru kurang tepat. Menurut Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, insentif hanya diberikan pada aspek pemasaran saja.

Sementara itu, menurut Pauline, dengan semakin luasnya wabah virus corona masyarakat akan tetap khawatir dan mengurungkan keinginannya untuk berpergian. Apalagi virus ini sudah sampai menjangkit warga negara Indonesia di sekitar Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insentif pemerintah itu untuk marketing, sedangkan sekarang ini harga seberapa murah pun belum bisa membangkitkan minat orang untuk bepergian. Apalagi dengan adanya wabah CoVid19 di Jakarta semakin membuat khawatir," kata Pauline kepada detikcom, Rabu (4/3/2020).

Pemerintah sendiri telah melakukan upaya insentif untuk memulihkan industri pariwisata, salah satunya dengan memberikan diskon tiket pesawat. Sementara itu menurut Pauline, pengusaha pariwisata apalagi agen travel lebih membutuhkan keringanan beban operasional.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Hong Kong justru memberikan keringanan operasional perusahaan. Mulai dari pemotongan pajak penghasilan dan properti, penurunan bunga kredit bank khusus untuk industri pariwisata, penurunan tarif dasar listrik, bantuan tunai, kemudahan pinjaman modal untuk UMKM, hingga potongan biaya sewa kantor.

"Belum terlihat rencana pemerintah untuk meringankan beban pengusaha travel. Di mana negara-negara lain sudah melakukan hal tersebut," kata Pauline.

Pauline menyebut saat ini perusahaan agen travel sudah kewalahan menanggung beban operasional di tengah sepinya masyarakat yang mau berpergian.

"Sementara anggota kami masih harus dibebani biaya operasional seperti sewa kantor, bunga bank, gaji karyawan, pajak, listrik, telepon, dan sebagainya," ungkap Pauline.




(eds/eds)

Hide Ads