Dana BOS Langsung Ditransfer ke Sekolah, Bagaimana Pengawasannya?

Dana BOS Langsung Ditransfer ke Sekolah, Bagaimana Pengawasannya?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 13:07 WIB
Ilustrasi THR
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Pemerintah resmi merombak skema penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS) langsung ke rekening sekolah yang mulai diterapkan pada 10 Februari 2020. Sebelumnya, proses transfer ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perubahan skema ini bisa meminimalisir adanya penyalahgunaan dana BOS.

"Salurannya selama ini beda-beda sehingga kita tidak bisa men-track apakah anggaran pendidikan memang benar-benar digunakan untuk pendidikan dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan," kata Sri Mulyani di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memastikan dana BOS tersalurkan dengan baik, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian PMK Agus Sartono mengatakan data siswa dan sekolah akan dipastikan betul-betul akurat. Dengan begitu, tidak ada lagi lonjakan siswa secara tiba-tiba.

"Data tentang siswa dan sekolah harus akurat jangan sampai begitu dana BOS disalurkan ke sekolah maka tiba-tiba jumlah siswa melonjak, ini yang tidak boleh. Pada masa lampau sekolah bisa saja tidak mengeluarkan siswanya yang sudah lulus. Sehingga ini akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang akan disalurkan. Dengan data siswa yang akurat, dengan NIK yang akurat, maka tidak ada terjadi inflasi jumlah siswa," kata Agus di kantornya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga akan terus diperbaiki. Perlu diketahui, dapodik adalah sistem yang dibuat Kemendikbud agar sekolah-sekolah melaporkan detail penggunaan dana BOS.

"Kita ingin memastikan agar tiba-tiba muridnya tidak bertambah. Pak Mendikbud (Nadiem Makarim) sedang memperbaiki sistem dapodiknya," sebutnya.

Bahkan bakal ada platform yang terintegrasi. Platform ini nantinya bisa mendata berbagai komponen mulai dari jumlah siswa, jumlah sekolah, dan jumlah guru. Ditargetkan platform ini bisa diakses mulai tahun depan.

"Tadi disampaikan bahwa sedang membangun integrated platform untuk mendata berbagai komponen yaitu siswa, infrastruktur, dan guru. Sehingga dijanjikan tahun depan siap semua mekanismenya bisa lebih baik," ujar dia.




(eds/eds)

Hide Ads