Pengusaha Tekstil & Farmasi Cemas Bahan Baku Seret Gegara Corona

Pengusaha Tekstil & Farmasi Cemas Bahan Baku Seret Gegara Corona

Angling Adhitya Purbaya - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 21:15 WIB
Pameran Industri Tekstil kembali digelar di kawasan JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Ratusan produsen dan distributor menawarkan keunggulan mesin-mesin produk penghasil tekstil.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Semarang -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah melakukan rapat koordinasi terkait dampak Corona. Ada 2 sektor terdampak saat pasokan bahan baku tersendat gara-gara corona, yaitu tekstil dan fasmasi.

Ketua Kadin Jateng, Kukrit Suryo Wicaksono mengatakan saat ini industri tekstil dan farmasi mulai bersiap karena stok bahan baku mulai berkurang dan hanya bisa memenuhi hingga akhir April 2020 karena sumber bahan baku mayoritas dari China yang sangat terdampak Corona.

"Di sektor tekstil hanya sampai April, sektor farmasi juga. Setelah itu penyediaan bahan baku turun. Penyedia jasa internet juga, bahan baku dari China juga tinggal 2 bulan lagi," kata Kukrit, Rabu (4/3/2020).

Meski demikian ada beberapa sektor yang pendapatan meningkat seperti pariwisata di mana wisatawan lebih memilih perjalanan lokal dan menginap di hotel. Selain itu menurutnya ini momen UMKM menunjukkan kebangkitannya.


"Ini adalah momen kebangkitan UKM kita, serbuan barang impor China berkurang dan serapan produk unggulan banyak dipakai," jelasnya.

Sementara itu tim advokasi asosiasi pertekstilan Jawa Tengah, Agung Wahono mengatakan antisipasi berkurangnya bahan baku berupa kapas diusahakan disubstitusi ke negara lain, namun untuk bahan kimianya masih berusaha dari China.

"Ke depan suplai bahan baku bisa disubstitusi negara lain, tapi kimia, bahannya dari perusahaan tekstil dari China, kami harapkan mereka, tenaga kerjanya kan sudah mulai masuk lagi," kata Agung.



Sementara itu Sekretaris GP Farmasi Jawa Tengah, Sukadi mengatakan bahan farmasi, 90 persen masih impor dan 60 persennya dari China. Dengan wabah Corona, pengiriman sangat terpengaruh.

"Wabah Corona ini berpengaruh di industri farmasi. Obat itu 90% bahan diimpor, 60-62% dari China. Dengan wabah ini berpengaruh terhadap produksi dari obat, bahan baku terhambat," jelas Sukadi.

Terkait rapat Kadin Jateng, Kukrit menjelaskan hasil rapat akan dikoordinasikam dengan Gubernur Jawa Tengah.

"Kami tadi sudah berkumpul dan berkoordinasi dengan 48 asosiasi pengusaha di Jawa Tengah. Hasilnya akan kami rangkum dan kami serahkan rekomendasi kepada Pak Gubernur. Tadi intinya ada banyak potensi lokal yang bisa kita gali bersama dan kita kembangkan," kata Kukrit.


Selain itu Kukrit menjelaskan pihak pengusaha juga berharap perbankan lebih ramah di tengah dampak dari virus Corona. Hal itu karena pengusaha harus memenuhi kewajiban seperti membayar berbagai tagihan serta memenuhi kesejahteraan karyawan.

"Kita harap sektor perbankan lebih friendly. Kita lihat trennya apakah jadi buruk atau baik. Kami harap perbankan juga lihat ini sebagai bencana alam. Ini faktor yang tidak diperhitungkan sejak awal. Semoga ada treatment dari perbankan," jelasnya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads