Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih sebesar 103.000 ton.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan, semua importir mengambil bawang putih dari China.
"Itu dari China semua. (Pengajuan ke China dari ) mereka (importir) semua. Pengusahanya yang mendaftarkan," ungkap Prihasto di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Padahal, menurut Prihasto produsen bawang putih di India terus-menerus menawarkan importir Indonesia untuk membeli produk mereka. Apalagi, mengingat China yang berbagai kegiatan perekonomiannya tertekan penyebaran virus corona.
Namun, belum ada perusahaan yang mengajukan impor bawang putih dari India. Meski harga lebih murah dibandingkan China, masalah kualitas jadi latar belakang mengapa tak ada perusahaan di Indonesia yang mengimpor bawang putih dari India.
"Harga lebih murah di India. Harga lebih murah tapi ukurannya kecil-kecil. Pernah ada yang mengimpor tahun 2018 tapi nggak begitu laku di pasar karena ukurannya terlalu kecil," terang Prihasto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pihaknya tetap akan membuka keran impor dari India, apabila produksi bawang putih di China terhambat lantaran penyebaran virus corona.
"Pokoknya kita untuk memenuhi kebutuhan bawang putih dalam negeri, kalau dari China bermasalah ya kita cari dari tempat lain lagi," urainya.
Namun, ia memastikan RIPH yang sudah terbit cukup untuk memenuhi kebutuhan bawang putih hingga 3 bulan ke depan. Ditambah lagi produksi bawang putih dalam negeri diproyeksi mencapai 40.000-50.000 ton.
"Ya kita panen bulan Maret-April ini panen cukup luas. Sekitar 40.000-50.000 ton. Tapi sebenarnya kan itu orientasinya untuk benih. Kalau secara terpaksa ya masuk ke pasar konsumsi. Sementara yang 103.000 ton itu sudah cukup, ditambah stok yang ada itu 3 bulan ke depan cukup," tutupnya.
(dna/dna)