Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali menjelaskan hal ini terjadi karena pengaruh media sosial yang tidak bisa dibendung. "Itu karena kekhawatiran corona virus, konsumen khawatir karena sosial media," kata dia dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Dia mengungkapkan, kekhawatiran yang sangat besar ini justru akan mempengaruhi perekonomian di dalam negeri. Karena banyaknya barang-barang yang diborong sehingga menimbulkan kenaikan harga.
Contohnya rempah-rempah yang disebut bisa menangkal virus, turut menyumbang kenaikan harga. "Saya kira sekarang banyak yang bikin empon-empon , kalau di Indonesia empon atau jahe merah, di luar negeri itu garlic atau bawang putih untuk tangkal corona virus," ujarnya.
Sebelumnya jahe merah memang menjadi buruan masyarakat setelah pengumuman penduduk yang positif corona. Berdasarkan pantauan detikcom di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (3/3/2020), harga jahe merah sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg.
"(Jahe merah) Rp 70.000/kg," ungkap Yuni (35), pedagang bumbu dapur di lokasi.
Menurutnya, sejak merebaknya virus corona banyak yang mencari jahe merah. Permintaan jahe merahnya pun melonjak tajam, sebanyak 5 kg jahe merah habis diborong dalam setengah hari.
"Banyak (yang nyari). Biasanya jarang-jarang cuma buat masak. Ini karena buat corona sudah habis 5 kg tinggal seperapat," kata dia.
Sedangkan Yasin (52), penjual jahe merah di lokasi yang sama ini menjual jahe merah dengan harga Rp 60.000/kg. "(Jahe merah) Rp 60.000/kg," ujar Yasin.
(kil/ang)