Sederet Pembelaan untuk Ahok yang Dikritik Keras 212

Sederet Pembelaan untuk Ahok yang Dikritik Keras 212

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 07 Mar 2020 15:43 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meluncurkan buku Panggil Saya BTP di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Basuki Tjahja Purnama alias Ahok tak hentinya mengalami penolakan. Salah satunya saat mantan Gubernur DKI Jakarta ini diangkat jadi komisaris utama (komut) di tubuh Pertamina.

Orator pada demo Persaudaraan Aksi (PA) 212, Marwan Batubara, meminta Ahok diberhentikan dari jabatan Komut Pertamina. Ahok disebut masih memiliki kasus korupsi yang belum terungkap.

Menanggapi hal tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan saat ini Indonesia sudah masuk dalam era demokrasi dan menjunjung kebebasan berpendapat.

"Ketika ada sebagian kelompok mengemukakan pendapat ada ketidakpuasan itu normal-normal saja," kata Erick di Kantor Pertamina, Jakarta, Sabtu (22/2/2020)

Dia mengungkapkan apa yang dilakukan oleh direksi dan komisaris perusahaan BUMN dalam dua bulan terakhir masih dalam kondisi baik. Sebagai menteri Erick terus memantau KPI yang ditetapkan oleh direksi dan komisaris tersebut.

"Ini saya yakin bu Nicke dan jajarannya melakukan tugas sudah sesuai. Saya mau direksi yang diangkat saat ini bisa menyelesaikan tugas. Jadi jangan ditakut-takuti gonta ganti posisi satu tahun dilepas," kata Erick.


Kemudian, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dirinya justru bersyukur ada Ahok di Pertamina.

"Kita bersyukur ada pak Ahok," kata Luhut kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).

Menurutnya, keberadaan Ahok di Pertamina justru bisa memecahkan masalah-masalah yang ada di Pertamina.

"Kalau saya boleh cerita malah pak Ahok itu yang menemukan masalah-masalah yang ingin sedang diperbaiki di Pertamina," ungkap Luhut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok juga ditolak masuk dalam bursa Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur. Klik halaman selanjutnya



Tak lama berselang, Ahok masuk ke dalam bursa calon pimpinan Badan Otorita Ibu Kota Negara Baru. Kembali lagi Mujahid 212 menolak Ahok. Alasan korupsi hingga bekas napi jadi alasan 212 menolak Ahok.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya akan mengikuti perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Yang pasti kalau sudah ditugskan oleh Presiden, kita pasti ikut," katanya kepada detikcom, Rabu (4/3/2020).

Dukungan terhadap Ahok masuk bursa Kepala Badan Otorita Baru disampaikan ekonom Faisal Basri. Menurutnya kredibilitas Ahok tidak perlu dipertanyakan, terutama soal melepas jabatan Komut Pertamina jika terpilih sebagai Kepala Badan Otorita Ibu Kota baru.

"Saya sih mendukung 110%, yang jelas saya mendukung sepenuhnya Ahok. Anda nggak usah nanya gitu udah pastilah dilepas (jabatan Komut Pertamina)," tutur Faisal Basri.



Simak Video "Video: Yang Bikin Ahok Kaget Usai Diperiksa Kejagung"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads