Corona Bukan Sebab Utama Ekonomi RI Melambat

Corona Bukan Sebab Utama Ekonomi RI Melambat

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 08 Mar 2020 13:30 WIB
Pertumbuhan ekonomi
Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi maksimal hanya bisa mentok di 4,9% alias tak sampai 5%. Penyebabnya bukan cuma karena tekanan yang diakibatkan virus corona (Covid-19).

Meskipun perang dagang antara Amerika Serikat dan China sudah agak mereda setelah adanya kesepakatan perdagangan fase, Ekonom CORE Mohammad Faisal menilai ancaman perang dagang masih menghantui ketidakpastian global.

"Tanpa ada wabah corona lantas tekanan juga lebih mendingan? Nggak juga karena kan perang dagang juga masih ada, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan ketidakpastian global itu tetap tinggi tanpa corona pun," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (8/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor ketidakpastian global itu, menurutnya menekan perekonomian Indonesia, salah satunya berdampak ke daya beli masyarakat dan belanja pemerintah.

"Terutama kalau kita melihat sih dari semua sumber pertumbuhan, konsumsi rumah tangga itu melambat, belanja pemerintah juga melambat karena penerimaannya juga masih agak seret di tahun ini," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Namun virus Corona memang memperparah keadaan. Kinerja ekspor tahun ini sebenarnya diharapkan membaik. Sayangnya ancaman wabah tersebut mempengaruhi perdagangan internasional.

"Kalau dari sisi perdagangan sebetulnya itu mungkin defisit neracanya lebih mending dibandingkan tahun yang lalu itu. Jadi defisit masih berlanjut cuma lebih tipis. Jadi artinya dampaknya terhadap pertumbuhan itu tidak senegatif tahun sebelumnya, mestinya begitu sebelum kasus Corona," terangnya.

Investasi pun tidak bisa terlalu diharapkan setelah ada wabah Covid-19. Semestinya setelah pemilihan umum presiden (pilpres), iklim investasi membaik.

"Biasanya setelah lewat tahun pilpres itu investasi biasanya selalu lebih cepat tumbuhnya. Nah hanya saja dengan kondisi perang dagang, apalagi sekarang dengan kasus Corona begini, pertumbuhan investasinya mungkin tidak terlalu signifikan tahun ini percepatannya dibandingkan tahun yang lalu," tambah Faisal.




(toy/eds)

Hide Ads