Mengutip CNN Business, ECB berencana untuk menyerap obligasi untuk mendukung perekonomian yang terdampak virus corona. Bank sentral mengambil langkah untuk peningkatan likuiditas, namun tidak memangkas suku bunga seperti yang diharapkan oleh investor.
Hal tersebut justru membuat harga saham terjun bebas. Kemudian pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait pelarangan perjalanan ke Eropa turut membuat saham melorot.
Stoxx 600 Eropa turun 11% merupakan penurunan yang tertinggi. Kemudian DAX Jerman CAC 40 Prancis juga jatuh hingga 12%.
Memang, suku bunga acuan di Bank Sentral Eropa saat ini sudah berada di level yang rendah. Namun ekonom dan investor meyakini jika dilakukan pemangkasan maka akan cukup untuk melawan guncangan ekonomi yang saat ini terjadi.
Namun ECB justru mengeluarkan paket kebijakan dengan penambahan likuiditas ke bank agar bank menyalurkan pinjaman ke usaha kecil. Pinjaman tersebut akan digelontorkan hingga β¬ 120 miliar.
Kepala ekonom Capital Economics Andrew Kenningham mengungkapkan saat ini ECB tidak mungkin bisa mengubah sentimen investor seperti The Fed pada pekan lalu. "Yang penting untuk perekonomian adalah langkah yang diambil oleh otoritas negara untuk menahan laju penyebaran," jelas dia.
Akibat penyebaran virus ini, sejumlah ekonom menyebut Eropa akan mengalami resesi. Hal ini dimulai dari lockdown yang dilakukan Italia dan diprediksi akan menyebar ke negara lain.
Kepala ECB Christine Lagarde mengungkapkan perekonomian harus segera bangkit setelah wabah corona bisa dikendalikan. Namun dia tak bisa memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan.
"Akan ada rebound, tapi waktunya belum bisa ditentukan. Dibutuhkan kebijakan yang tepat dan kompak dari seluruh pemangku kepentingan untuk menyelesaikan ini," ujarnya.
(kil/hns)