Dolar AS Makin Kuat di Berbagai Negara, Ini Penyebabnya

Dolar AS Makin Kuat di Berbagai Negara, Ini Penyebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 13 Mar 2020 14:22 WIB
Ilustrasi Dolar AS
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Dolar AS hari ini terus mengalami penguatan dan menekan mata uang di sejumlah negara. Hal ini terjadi karena virus corona yang terus menyebar ke berbagai negara.

Kemudian, penguatan juga disebabkan banyak investor yang kecewa dengan bank sentral Eropa yang tidak melakukan pemangkasan suku bunga.

Mengutip Reuters, Jumat (13/3/2020), ECB meluncurkan paket stimulus pinjaman kepada bank dengan tingkat bunga -0,75% dan meningkatkan pinjaman obligasi. Namun investor kecewa dengan langkah yang ditempuh Presiden ECB Christine Lagarde.

Hal itu disebut makin memperparah aksi jual di pasar keuangan dan menyebabkan penguatan dolar AS.

Kemudian The Federal Reserve juga menyediakan pasokan likuiditas jangka pendek sebesar US$ 1,5 triliun. Namun pasar uang mengharapkan The Fed untuk menenangkan lagi pasar keuangan. Pernyataan Presiden AS Donald Trump untuk melarang pergi warga AS ke Eropa juga membuat dolar AS makin mengganas di sejumlah negara.



Peneliti di Gaitame Research Institute Takuya Kanda mengungkapkan saat ini dolar terus mengalami penguatan. Sejumlah investor saat ini berada dalam mode panik karena khawatir harga saham terus mengalami penurunan.

Namun kemungkinan pertemuan The Fed minggu depan diharapkan bisa memangkas suku bunga untuk memberikan kepastian pasar dan memerangi perlambatan ekonomi akibat virus corona.

Di Indonesia nilai dolar AS terhadap rupiah terus menguat. Mengutip Reuters, pukul 10.00 dolar tercatat Rp 14.810 menguat dibandingkan hari sebelumnya. Pada pembukaan, dolar AS diperdagangkan di level Rp 14.500, kemudian terus melesat ke posisi Rp 14.800-an.

Dolar AS terhadap yen Jepang tercatat menguat 0,75%. Kemudian dolar AS terhadap dolar Taiwan menguat 0,18%. Lalu dolar AS terhadap won Korea menguat 1,06%, dolar AS terhadap ringgit Malaysia menguat 0,4%, dan dolar AS terhadap baht Thailand 0,28%.




(kil/eds)

Hide Ads