Pasalnya, menurut Ketum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey dalam situasi mewabahnya virus corona toko ritel sering diserbu spekulan. Mereka membeli barang dalam jumlah banyak, lalu menimbunnya untuk kemudian dijual kembali.
"Kemudian kita juga berkordinasi dengan tim gabungan untuk memastikan dan menjaga keamanan toko kita. Kita nggak mau ada spekulan dan oknum yang beli berlebihan dan akhirnya disimpan," ungkap Roy kepada detikcom, Minggu (15/3/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan Kepala BNPB Doni Monardo, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, untuk membicarakan opsi melakukan lockdown di Jakarta
"Dalam kesimpulan tadi, kami memang memandang Jakarta sudah perlu menutup kegiatan-kegiatan, baik kegiatan di dalam maupun kegiatan orang ke Jakarta dan orang luar ke Jakarta. Akan tetapi, kami tidak bisa putuskan sendiri, ini harus dikonsultasikan dengan Kepala BNPB selaku pimpinan pengendalian terkait Corona," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
"Dari kami memandang Jakarta sudah harus bertindak cepat untuk meminimkan kegiatan di luar," imbuhnya.
Kembali ke Roy, pihaknya mengimbau agar masyarakat jangan sampai berbelanja berlebihan apabila lockdown terjadi. Roy mengatakan dengan berbelanja wajar dan tidak berlebihan, maka semua orang akan mendapatkan pasokan bahan pokok secara merata.
"Sehubungan dengan lockdown, diharapkan masyarakat dapat berbelanja secara normal atau wajar, jangan belanja berlebihan. Sehingga ketersediaan bisa merata supaya semua pihak tetap kebagian," ungkap Roy.
(dna/dna)