Terburuk Sejak 2008, Pasar Saham AS Babak-belur Oleh Corona

Terburuk Sejak 2008, Pasar Saham AS Babak-belur Oleh Corona

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 17 Mar 2020 10:55 WIB
Broker di Bursa New York
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuat babak-belur oleh keganasan virus corona (Covid-19). Volatility index (VIX) yang merupakan ukuran volatilitas pasar saham, melonjak 43% menjadi 86,69 pada Senin kemarin karena ketakutan terhadap virus corona menghantam Wall Street. Angka tersebut menjadi rekor terburuk sejak 24 Oktober 2008.

Seperti dikutip detikcom dari CNN, Selasa (17/3/2020), kekhawatiran terhadap wabah virus tersebut pun membuat indeks Dow Jones tersungkur 2,997 poin atau 12,9%. Begitu pula dengan indeks S&P 500, anjlok 12% dan menjadi hari terburuk sejak 1987.

Runtuhnya bursa saham Negara Paman Sam disebabkan penjualan yang dilakukan dengan sangat ekstrem hingga membuat perdagangan di Bursa Efek New York dihentikan selama 15 menit. Itu adalah ketiga kalinya perdagangan dihentikan dalam seminggu terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketakutan pelaku pasar itu telah meningkatkan gejolak pasar secara dramatis. Terlihat VIX mencapai dua kali lipat pada bulan Maret. Bahkan, sekarang naik 500%.

Padahal baru-baru ini The Federal Reserve memangkas suku bunga menjadi 0% pada pertemuan yang dihadiri oleh Dewan Gubernur pada, Minggu (15/3/2020). Tindakan darurat terbaru ini menunjukkan bahwa perekonomian AS semakin digerogoti akibat wabah corona.

ADVERTISEMENT

Pemotongan suku bunga yang lebih cepat ini dilakukan untuk mencegah gangguan pasar keuangan yang menurun selama krisis keuangan global akibat corona. Pasar saham AS juga anjlok sejak pekan lalu karena kekhawatiran investor dengan ekonomi global yang bisa tersandung ke dalam resesi yang curam karena orang mengkarantina diri di rumah.

Mengutip CNN, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, investor semakin khawatir akan aktivitas mereka di luar rumah. Hal ini menyebabkan ekonomi AS akan menderita, meskipun Jerome tidak ingin memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan.

"Pengaruh wabah corona sangat signifikan pada aktivitas ekonomi AS dalam waktu dekat. Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di depan. Semua kemungkinan tergantung sejauh mana penyebaran wabah corona di dunia," kata Jerome, Senin (16/3/2020).




(toy/eds)

Hide Ads