Menurut data National Bureau of Statistics, tingkat pengangguran di perkotaan China melonjak 6,2% sejak Februari dan menjadi rekor tertinggi dari Januari 5,3% dan Desember 5,2%.
"Artinya ada sekitar 5 juta orang di China kehilangan pekerjaannya dalam kurun waktu dua bulan," kata Larry Hu, Chief China Economist dari Macquarie dikutip CNBC, Selasa (17/3/2020).
Hingga akhir tahun lalu, ada 442,47 juta orang dipekerjakan di perkotaan. Data pemerintah China menunjukkan saat ini artinya sudah ada 4,67 juta orang telah kehilangan pekerjaan.
Juru Bicara Biro Statistik Nasional China, Mao Shengyong, melaporkan angka pengangguran di China stabil di kisaran 4% sampai 5 % dalam 20 tahun terakhir. Dia optimististis angka yang kini mencapai rekor itu akan segera turun karena pembisnis di China akan segera melanjutkan pekerjaannya.
Namun, beberapa analis memperkirakan angka pengangguran di China akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Sementara Dan Wang dari The Economist Intelligence Unit memprediksi 9 juta orang di kota-kota China akan kehilangan pekerjaan mereka tahun ini sebagai akibat dari dampak virus corona.
Baca juga: Daftar Negara yang Impor Masker dari RI |
Lonjakan pengangguran hanyalah salah satu aspek besar yang melanda negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Hal ini menunjukkan betapa parahnya virus corona itu telah memukul pertumbuhan ekonomi dunia.
Data Morgan Stanley juga menunjukkan naiknya angka pengangguran di China pada Februari akan berimbas negatif ke pertumbuhan ekonominya kuartal I-2020.
"Buruknya data pengangguran kemungkinan berlanjut meski China mulai lanjut berproduksi secara bertahap, hal ini terlihat dari turunnya jumlah lowongan pekerjaan online di yang turun 4,6% dari bulan Maret," kata ekonom Morgan Stanley, Robin Xing.
(ang/ang)