Sugiyarti, pedagang sembako di blok B Pasar Induk Klaten mengatakan kunjungan pembeli sudah dua hari ini turun. Pasar semakin sepi karena takut corona.
" Semakin sepi, ya begini ini. Mungkin pada takut ke pasar karena Corona," ungkap Sugiyarti saat ditemui detikcom di kios, Selasa (17/3/2020) siang.
Sugiyarti mengatakan, semakin sepinya pembeli membuat omset penjualan terus turun. Padahal harga bahan pokok tidak semua naik signifikan, contohnya beras.
Baca juga: Jokowi Mau Guyur Insentif Lagi Lawan Corona |
Harga beras, terang Sugiyarti, masih normal antara Rp 9.500- Rp 10.500 per kilogram (kg). Bumbu dapur seperti bawang merah mulai naik dari Rp 36.000 jadi Rp 40.000 dan bawang putih dari Rp 40.000-Rp 54.000/kg.
" Bawang naik tetapi yang awet naik itu gula pasir. Dari Rp 12.500 sekarang masih Rp 17.500/kg," lanjut Sugiyarti.
Pedagang daging dan telur warga Klaten Kota, Slamet menjelaskan harga daging tidak naik. Daging ayam tetap Rp 28.000, daging sapi Rp 90.000 dan telur ayam ras Rp 25.000/kg.
" Daging dan telur tidak naik. Tapi harganya kalah dengan jahe yang sampai Rp 55.000/kg," jelas Slamet pada detikcom.
Pedagang empon-empon di terminal angkutan Klaten, Yoto menjelaskan meskipun penjualan sembako sepi, penjualan jahe dan serai naik. Harganya pun tambah naik karena kasus Corona.
" Yang paling dicari itu jahe dan serai. Jahe sekarang sudah sampai Rp 55.000 per kilogram dan serai Rp 6.000 per ikat untuk dibuat minuman," ungkap Yoto.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pemkab Klaten, Bambang Sigit Sinugroho mengakui dari pantauan harian jajarannya kondisi pasar makin sepi. Dia menjelaskan dari tiga pasar besar yang dipantau, kondisinya semakin sepi. Padahal stok aman dan harga bahan pokok tidak semua naik.
Sepinya pasar, kata Bambang Sigit imbas dari merebaknya kasus corona. Warga memilih menahan diri tidak keluar pasar besar di kerumunan.
" Warga tidak ke pasar besar dan memilih belanja tempat terdekat. Sehingga tidak ada kepanikan dan aksi borong di Klaten," pungkas tuturnya.
(hns/hns)