Kebijakan itu rupanya berdampak kepada turunnya jumlah penumpang ojek online (ojol). Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono menyebut, penghasilan ojol dari layanan ride hailing turun 50%.
"Turun nih rata-rata penghasilan ojol turun 30-50%," kata Igun kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).
Baca juga: Gojek Diguyur Modal Rp 18 T, dari Siapa? |
Penurunan itu paling berdampak khususnya di pusat-pusat perkantoran seperti Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
"Khususnya yang pusat-pusat perkantoran yang biasanya banyak menggunakan jasa ojol. Jakarta Pusat, Jakarta Selatan itu kan banyak daerah perkantoran. Jadi dengan adanya WFH (work from home) itu ya menimbulkan dampak turunnya penghasilan pendapatan teman-teman ojol," sebutnya.
Untuk itu, Igun berharap pemerintah dapat menangani virus corona ini dengan cepat. Sehingga semua masyarakat bisa beraktivitas dengan normal dan bisa mengembalikan pendapatan ojol.
"Harapan kita bisa pulih lagi, pemerintah juga bisa terus melakukan pencegahan-pencegahan untuk corona ini biar kami bisa beraktivitas normal kembali. Karyawan, pegawai, pengguna jasa ojol juga normal kembali," ucapnya.
(dna/dna)