Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak melulu berdampak buruk. Di balik terus menguatnya dolar AS, ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia.
Ketua Umum Harian Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Indonesia (Aseibsindo), Hendra Juwono mengatakan perkasanya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah memang bisa jadi peluang untuk menggenjot kinerja ekspor. Tetapi, hal itu terganggu dengan mewabahnya virus corona.
"Selalu ada peluang (ekspor) kalau dolar naik. Cuma masalahnya sekarang karena virus corona ini," kata Hendra kepada detikcom, Kamis (19/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra menjelaskan, di tengah situasi seperti ini eksportir sulit mendapatkan kapal. Banyak pelabuhan-pelabuhan yang menunda keberangkatan kapal.
"Agak sulit mendapatkan kapal dan kapalnya pun jarang sekarang. Banyak pelabuhan-pelabuhan yang penerimaannya agak terlambat, jadi pengapalan pasti terlambat," ucapnya.
Baca juga: BI Ungkap Penyebab Dolar AS Tembus Rp 15.880 |
Padahal Indonesia memiliki sejumlah komoditas ekspor non migas yang bisa digenjot. Dari buah-buahan seperti manggis, pisang, hingga nanas. Manggis saja, kata Hendra, pihaknya bisa ekspor sampai 50 kontainer per minggu.
"Manggis, pisang, nanas, lumayan besar. Kalau manggis lumayan besar 40-50 kontainer per minggu ke China. Tapi karena sekarang China lagi ngadepin corona di tutup. Ada sebagian pelabuhan, sebagian kota tuh transportasinya antara kota susah," sebutnya.
Namun hal itu harus terganggu karena semakin merebaknya virus corona. Mengingat hampir semua negara telah terdampak virus ini.
"Nggak juga (hanya ekspor ke China). Ada yang ke Eropa, tapi Eropa kan juga ngalami yang sama," jelasnya.
(fdl/fdl)