Sri Mulyani Minta IMF Bantu Negara Terjangkit Corona, Termasuk RI?

Sri Mulyani Minta IMF Bantu Negara Terjangkit Corona, Termasuk RI?

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 24 Mar 2020 22:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Dana Moneter Internasional (IMF) membantu seluruh negara anggotanya yang ekonominya terdampak virus corona (COVID-19).

Sri Mulyani bilang, dalam poin intervensi, IMF sendiri menyebutkan pertumbuhan ekonomi dunia akan negatif di tahun 2020. Kondisi ini lebih buruk dibandingkan tahun 2008 atau pada saat krisis keuangan.

"Saat ini IMF akan menggunakan resource yang dimilikinya yakni US$ 1 triliun plus tambahan US$ 500 billion untuk dijadikan fasilitas swap line kepada seluruh anggota IMF," kata Sri Mulyani saat video confrence, Jakarta, Selasa (24/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sri Mulyani, dana yang disiapkan IMF yang diperuntukkan untuk membantu seluruh negara anggotanya masih menunggu persetujuan shareholdernya.

Hanya saja, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini tidak menyebutkan dengan pasti apakah Indonesia termasuk negara yang akan mendapat bantuan likuiditas dari IMF.

ADVERTISEMENT

"Ini masih perlu dapat persetujuan dari seluruh shareholder. Dengan tambahan US$ 500 billion, diharapkan IMF bisa bantu secara otomatis yang saat ini hadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari US$ atau hard currency forex yang sangat ketat," jelasnya.

Perlu diketahui, swap line merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di IMF untuk mencegah krisis. Swap line bersifat precautionary line, sehingga dapat diaktivasi atau ditarik sewaktu-waktu saat negara mengalami potensi krisis neraca pembayaran dan atau potensi krisis likuiditas jangka pendek.

"Kita mendengar seluruh negara update langkah-langkah yang dilakukan oleh setiap negara. Pada dasarnya, semua negara anggota G20 plus beberapa negara tambahan, semuanya konfirmasi mereka melakukan coordinated policy respons baik dari sisi fiskal dan moneter serta kebijakan unconventional lain," ungkapnya.




(hek/fdl)

Hide Ads