KKP Layani Pembudidaya Ikan Via Online

KKP Layani Pembudidaya Ikan Via Online

Yudistira Imandiar - detikFinance
Rabu, 01 Apr 2020 14:14 WIB
KKP
Foto: Dok. KKP
Jakarta -

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan layanan online guna meminimalisir kegiatan tatap muka dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, KKP telah menyediakan jalur komunikasi melalui telepon dan email untuk pelayanan yang tidak memerlukan tatap muka.

Termasuk di antaranya yaitu seperti layanan uji laboratorium seperti mutu obat ikan dan kualitas air dengan melalui pengiriman ekspedisi, konsultasi dan diseminasi online serta permohonan bantuan dan penjualan hasil produksi perikanan.

"Setelah adanya imbauan menghentikan kegiatan perkantoran, kami fokus untuk mencarikan solusi agar layanan kepada pembudidaya dapat terus dilakukan. Tentunya dengan tetap mengedepankan keselamatan dan kenyamanan penerima layanan dan petugas pelayan publik di unit pelaksana," kata Slamet dalam keterangan tertulis, Rabu (1/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harapkan pembudidaya dapat mengerti dengan adanya pembatasan sementara ini dan dengan dukungan penuh dari masyarakat, pencegahan penyebaran virus corona lebih luas lagi kami harap dapat terwujud," imbuh Slamet.

Slamet menambahkan, seluruh pegawai dan karyawan unit teknis yang masih tetap harus bekerja wajib mengikuti prosedur pencegahan yang diterapkan di seluruh UPT seperti pengecekan suhu tubuh dan penyemprotan tubuh di bilik disinfektan saat memasuki lingkungan balai, mencuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik setiap selesai melakukan kegiatan dan tetap melakukan social distancing dalam melakukan aktifitas di lingkungan balai.

ADVERTISEMENT

Pemanfaatan teknologi, kata Slamet, selain untuk menghindari penyebaran virus corona, merupakan hal penting di era revolusi industri 4.0. Hal itu dapat meningkatkan efektivitas dalam menjembatani seluruh stakeholder akuakultur.

"Selain itu, pemanfaatan teknologi dan inovasi merupakan sebuah hal yang penting untuk dilakukan, terlebih dalam era industri 4.0 seperti sekarang. Inovasi yang diciptakan diharapkan dapat menjadi jembatan modern bagi seluruh stakeholder akuakultur, dengan begitu akan terjalin konektivitas secara efisien diantara stakeholders," jelas Slamet.

Salah satu unit pelaksana teknis yang telah mengembangkan sistem pelayanan online bagi pembudidaya yaitu Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Sejak tahun 2019, BPBL Batam dapat menerima pengajuan proposal permohonan bantuan dan penjualan hasil produksi melalui integrasi sistem aplikasi pesan instan WhatsApp dengan website SimaPRO BPBL Batam yang merupakan sistem manajemen produksi.

Kepala BPBL Batam, Toha Tusihadi mengatakan, layanan online merupakan sebuah inovasi yang coba dikembangkan untuk meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan transparansi di lingkungan BPBL Batam.

"Selain membantu pembudidaya mendapatkan kemudahan pengajuan bantuan dan penjualan tanpa harus datang ke kantor kami, masyarakat juga dapat melihat langsung status permohonan baik untuk penjualan maupun untuk uji lab pada daftar antrian yang ditampilkan di website kami," lanjutnya.

"Dengan inovasi yang mengusung konsep transparansi tata kelola pelayanan ini, kami harap dapat meningkatkan kualitas layanan kami kepada masyarakat serta stakeholder pembudidaya," pungkas Toha.

Hotline layanan kepada pembudidaya tersebar di seluruh Indonesia dan dapat dilihat di Instagram (@budidayakkp), website (kkp.go.id/djpb), atau twitter (@budidayakkp) maupun di media sosial dan website masing-masing unit pelaksana teknis.

(prf/hns)

Hide Ads