RI Mau Barter APD dengan Ventilator ke Negara Lain

RI Mau Barter APD dengan Ventilator ke Negara Lain

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 06 Apr 2020 15:41 WIB
Pekerja membuat pakaian alat perlindungan diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Pakaian APD tersebut dijual Rp45.000 untuk jenis pakaian sekali pakai dan Rp75.000 untuk pakaian yang bisa dicuci. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama.
Ilustrasi Pembuatan APD/Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Indonesia saat ini belum bisa memproduksi ventilator. Padahal alat kesehatan (alkes) tersebut amat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi Covid-19 atau virus corona. Untuk itu pemerintah mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan ada opsi untuk melakukan barter dengan negara lain. Dalam hal ini, Indonesia memasok alat pelindung diri (APD) ke suatu negara dan negara tersebut memberikan ventilator.

Hal itu dimungkinkan jika industri APD dalam negeri bisa meningkatkan utilisasinya hingga 100%. Dengan begitu suplai yang tersedia bakal melebihi kebutuhan, lalu sisanya bisa dibarter dengan negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini bisa dijadikan 'alat bargaining' kita kepada negara-negara yang sudah memproduksi ventilator dan kita akan melakukan barter. Kita akan memproduksi APD, kita akan mengirim APD kepada mereka, mereka akan membayarkan dengan ventilator," kata dia Senin (6/4/2020).

Hal itu disampaikan Agus dalam rapat kerja (raker) secara virtual bersama Komisi VI DPR RI yang ditayangkan secara langsung melalui laman resmi DPR RI.

ADVERTISEMENT

Agus menjelaskan industri dalam negeri mampu memproduksi 18 juta APD per bulannya. Sedangkan kebutuhannya diperkirakan hanya 5 sampai 10 juta per bulan.

"APD yang sudah kita bisa, artinya kapasitas yang dimiliki industri dalam negeri ini termasuk diversifikasi perusahaan tekstil untuk memproduksi APD ini jumlahnya 18 juta pcs per bulan. Jadi kalau kita asumsikan bahwa kebutuhannya 5 sampai 10 juta per bulan maka sisanya itu nanti Insyaallah akan kita bisa ekspor," tambahnya.




(toy/ara)

Hide Ads