Mal Tutup Imbas Corona, Penjualan Perhiasan Emas Anjlok 50%

Mal Tutup Imbas Corona, Penjualan Perhiasan Emas Anjlok 50%

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 09 Apr 2020 16:00 WIB
Penjual menata perhiasan emas di Cikini Gold Center, Jakarta, Senin (24/11/2014). Realisasi ekspor produk perhiasan Januari-Agustus 2014 secara mengejutkan mencapai US$ 3,17 miliar atau sekitar Rp 38 triliun. Capaian ini naik hingga 100% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Penjualan perhiasan emas anjlok hingga 50% imbas ditutupnya mal-mal dan pusat penjualan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Penurunan penjualan terjadi sejak Maret hingga memasuki April.

"Penjualan emas perhiasan secara umum tentu drop di bulan Maret dan April ini karena sesuai anjuran pemerintah di mana mal dan pusat-pusat penjualan ditutup," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husein saat dihubungi detikcom, Kamis (9/4/2020).

Penurunan penjualan pun bervariasi antara 20% sampai 50%, tergantung sejak kapan mal ditutup, karena masing-masing daerah menerapkan waktu yang berbeda terkait kebijakan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibat penutupan toko (penurunan penjualan) sekitar 20% sampai dengan 50%, tergantung kapan dimulainya penutupan di lokasi tempat usahanya masing-masing," jelasnya.

Bagi pebisnis emas yang tokonya terpaksa ditutup pun melakukan penjualan via online. Tapi sayangnya belum semua pelaku usaha melakukan cara tersebut.

ADVERTISEMENT

"Belum semua toko melakukan penjualan secara online," tambahnya.

Saat ini memang kebanyakan masyarakat yang menjual emas ketimbang membelinya. Sebab harga emas sedang tinggi sehingga orang-orang mencari untung dengan menjualnya.




(toy/ara)

Hide Ads