Mereka dirumahkan karena hotel tempat mereka bekerja mengalami kerugian akibat turunnya tingkat hunian.
"Keadaan sudah memprihatinkan, untuk tingkat hunian langsung drop hingga di bawah 20 persen kalau dibikin rata-rata. Kondisi tersebut dirasakan sejak pertengahan bulan Maret 2020 dan 250 karyawan yang ada di bawah PHRI sudah dirumahkan," kata Ketua PHRI Tegal, Saunan Rasyid, ditemui di kantornya Jumat (10/4/2020) siang.
Dicontohkan, saat kondisi normal tingkat hunian rata-rata mencapai 55-60 persen. Saat kondisi sekarang, tingkat hunian tinggal 10-15 persen dan ini sangat jauh dari harapan. Dalam situasi seperti ini yang harus dilakukan menurut Saunan adalah efisiensi.
"Artinya dengan hunian 10-15 persen, untuk menutup operasional pun tidak cukup," tutur Saunan.
Dengan kondisi ini, Ketua PHRI Kota Tegal berharap, Pemerintah Kota Tegal mendengar apa yang menjadi keluhan anggota PHRI. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan kebijakan penangguhan pajak.
"Seperti di daerah lain ada semacam penangguhan pajak. Karena bagaimanapun PHRI salah satu penyumbang terbesar di Kota Tegal. PHRI sudah mengajukan surat permohonan kepada Pemkot Tegal tapi sampai saat ini belum ada jawaban. Ya mungkin lagi sibuk," tambah Saunan.
Saunan memprediksi, kalau dua bulan kedepan situasi dan konsisinya masih seperti ini pasti akan banyak hotel dan restoran yang berhenti beroperasi.
Bagi pembaca detikcom yang ikut terdampak imbas Corona, kirimkan ceritamu ke email redksi detikfinance di redaksi@detikfinance.com. Sertakan nomor telpon aktif agar reporter kami bisa menghubungi.
(dna/dna)