Ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah meninggalkan level Rp 16.000. Salah satu faktornya adalah sentimen positif yang berasal dari global maupun domestik.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan sentimen positif tersebut diakibatkan semakin membaiknya penanganan virus Corona (COVID-19).
"Penguatan rupiah pada dua hari terakhir, utamanya cenderung diakibatkan oleh sentimen yang membaik, baik dari sisi global maupun domestik," kata Josua saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (13/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Josua menjelaskan, sentimen yang berasal dari global lantaran melambatnya kasus kematian akibat COVID-19 di Eropa. Selain itu ada relaksasi dari moneter di AS, serta mulai naiknya harga komoditas.
"Dari sisi domestik, adanya peningkatan permintaan akan rupiah diperkirakan akibat mulai adanya optimisme dari investor terkait penanganan kebijakan COVID-19 dari pemerintah seiring dengan pemberlakuan PSBB dari pemerintah dari minggu lalu," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai penguatan rupiah terhadap dolar AS dikarenakan masih tingginya tingkat kepercayaan investor terhadap ekonomi nasional.
"Beberapa investor masih cukup memiliki appetite untuk berspekulasi mencari keuntungan dari gejolak harga di pasar saham. Sementara beberapa emiten blue chip harganya sudah cukup murah," jelas Piter.
Baca juga: Ramalan Suram IMF soal Ekonomi Global |
Selain itu, Piter menilai langkah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) juga memberikan dampak terhadap penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Bank Indonesia dengan tambahan cadev dari penerbitan surat utang global pemerintah, serta adanya fasilitas repoline US$ 60 miliar dari The Fed memiliki cukup confidence untuk secara berani melakukan intervensi di pasar valas," ungkapnya.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di level Rp 15.700. Angka tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan posisi terakhir dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (9/4) kemarin di Rp 15.770.
(hek/ara)