Bisnis Arsitektur Tetap Moncer di Tengah Corona

Bisnis Arsitektur Tetap Moncer di Tengah Corona

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 15 Apr 2020 09:45 WIB
Foto Arsitektur
Ilustrasi Arsitektur
Jakarta -

Wabah virus Corona yang melanda dalam negeri berdampak pada sejumlah sektor ekonomi. Meski begitu, bisnis arsitektur dinilai masih belum mendapat banyak pengaruh, salah satunya perusahaan arsitek PT Aesler Grup Internasional Tbk yang nilai sahamnya naik 240% setelah 3 hari IPO.

Presiden Direktur Aesler, Jang Rony Yuwono mengatakan harus ada berbagai cara untuk menyiasati keadaan yang sulit ini di tengah merebaknya virus corona salah satunya dengan bisa menghadirkan design arsitektur ruang yang lebih kreatif dan mengintegrasikan pola hidup baru dalam planning arsitektur di dalam bangunan.

"Saat ini saham perusahaan kami terus mengalami kenaikan setelah kami daftarkan di BEI dan ada beberapa permintaan penyesuaian design arsitektur dengan banyaknya penerapan Work From Home, kami menciptakan design apartemen / hunian compact dengan 1 bedroom yang ter integrasi dengan study room / working room. Tren ke depan metode bekerja tidak lagi harus dari kantor jadi konsep huniannya juga difasilitasi dengan ruangan kerja," ungkap Jang Rony di Jakarta (14/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jang Rony juga menambahkan dengan adanya situasi pandemi global ini banyak kantor yang akan mengalami pola design baru dimana penggunaan teknologi seperti smartphone untuk memanggil lift dan mengatur temperatur, karena salah satu faktor utama penyebaran virus adalah melalui sentuhan permukaan. Meja yang biasanya berukuran kecil seperti co-working kini akan membesar, koridor sempit akan mengalami pelebaran.

"Kami juga banyak mendapat orderan dengan konsep new social live dan work space. Karena dengan adanya pandemi sekarang kantor formal mungkin juga harus cepat untuk beradaptasi apabila bisnisnya ingin survive di masa pasca Covid-19 nantinya. Meeting room akan lebih dikontrol menggunakan smartphone sehingga antara meeting yang pertama dan selanjutnya akan ada jeda dan dipakai untuk pembersihan. Menurut riset ini akan banyak perubahan untuk hunian dan kantor," kata Jang Rony.

ADVERTISEMENT

Jang Rony juga memberikan saran kepada pemerintah agar aset-aset milik negara yang tidak produktif dan cukup membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk bisa di kerjasamakan dengan pihak swasta dengan begitu kerjasama ini bisa saling memberikan keuntungan jadi lebih bermanfaat dan meringankan pihak swasta juga di masa ekonomi sulit.

"Jadi dampak dari keadaan yang di akibatkan virus corona ini bukan hanya negatif saja, tetapi dari kondisi ini kita bisa tetap melihat banyak opportunity dan ide-ide baru yang bisa dikembangkan dan akhirnya bisa membuat masyarakat lebih produktif dan lebih lebih kreatif dalam mengakselerasikan bisnis mereka," tutup Jang Rony.




(fdl/fdl)

Hide Ads