Pelanggan Boeing membatalkan pesanan lebih dari 150 pesawat Maret lalu. Hal ini buntut dari banyaknya maskapai tidak beroperasi maksimal akibat pandemi Corona (COVID-19).
Boeing melaporkan ada 31 pesanan jet yang dibatalkan, 18 di antaranya pesawat militer, satu adalah kapal barang untuk FedEx, dan 12 sisanya adalah pesanan dari pembawa Jepang ANA untuk 787 Dreamliner.
Selain itu, perusahaan penyewaan pesawat Irlandia Avalon, mengumumkan pembatalan 737 jet Max sebanyak 75 jet. Diikuti maskapai penerbangan Brasil GOL34 membatalkan 34 pesanan dan Lufthansa SmartWings membatalkan lima pesanannya.
Selajutnya, Boeing tidak mengidentifikasi maskapai penerbangan atau perusahaan penyewaan mana yang telah membatalkan 36 pesanan jet lainnya.
Pada Februari lalu, Boeing juga melaporkan bahwa ada 41 pesanan jet yang dibatalkan oleh beberapa maskapai.
Menurut layanan pelacakan Circium, sekarang ada hampir 14.000 jet yang diparkir oleh maskapai di seluruh dunia, mewakili 63 armada global.
Analis Ruang Angkasa Grup Teal, Richard Aboulafia mengatakan pandemi Corona telah mengakibatkan penurunan perjalanan udara dan rekor jumlah jet yang diparkir di seluruh dunia.
Aboulafia mengatakan krisis saat ini jauh lebih serius bagi Boeing dari pada masalah persetujuan 737 Max untuk terbang lagi setelah kecelakaan yang mengorbankan lebih dari 300 penumpang.
Simak Video "Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump"
[Gambas:Video 20detik]