Luhut Heran, Angka Kematian Corona Tak Sampai 500 Orang

Luhut Heran, Angka Kematian Corona Tak Sampai 500 Orang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 15 Apr 2020 15:12 WIB
Menko Luhut
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal data virus Corona di Indonesia. Luhut heran angka kematian virus Corona tidak lebih dari 500 orang.

Dia menjabarkan angka kematian pasien virus Corona saat ini masih berkisar di bawah 500 orang, sementara yang terinfeksi hanya 4 ribuan orang. Kemudian jumlah keseluruhan penduduk ada 270 juta di Indonesia.

"Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya nggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4 ribuan lebih katakan kali sepuluh jadi 50 ribu," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia membandingkan data tersebut dengan Amerika Serikat. Menurutnya kalau dibandingkan, perbandingan korban jiwa di AS lebih banyak jumlahnya.

"Lah Amerika yang bedanya lebih besar dari kita. Beda penduduk 60 jutaan itu yang meninggal 22.000, yang infected itu hampir 500 ribu. Oke lah kita mungkin kurang testing kitnya tapi saya bilang tadi sudah dikali jadi 50.000," papar Luhut.

ADVERTISEMENT

Pemerintah sendiri saat ini sudah melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi menekan penyebaran Corona, dan sudah dilakukan pada beberapa provinsi. Langkah ini dinilai banyak kalangan juga lambat.

Namun menurut Luhut justru pemerintah bukan lambat. Pemerintah ingin cermat dalam mengambil keputusan dalam menekan angka infeksi Corona. "Kalau ada yang bilang kenapa pemerintah lambat enggak juga. Semua cermat kita lakukan," ungkap Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga bicara soal kebijakan operasional ojek online saat PSBB. Khususnya, di Jakarta yang tetap tegas melarang ojol angkut penumpang. Apa yang dibicarakan Luhut?

Klik halaman selanjutnya>>>

Luhut mempersilakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang ojek online beroperasi saat PSBB. Padahal Luhut yang juga Menhub Ad Interim meneken peraturan yang memberikan toleransi untuk ojol beroperasi.

"Dengan Gubernur DKI, sudah saya sampaikan silakan saja (melarang ojol)," tegas Luhut.

Seperti diketahui Peraturan Kementerian Perhubungan no 18 tahun 2020 yang diteken Luhut dalam pasal 11 ayat 1d mengizinkan ojol beroperasi. Dengan catatan harus menjalankan protokol kesehatan.

Hal ini berbanding terbalik dengan Peraturan Menteri Kesehatan dan Peraturan Gubernur yang menjadi acuan Anies. Dalam kedua aturan itu ojol hanya boleh mengantarkan barang bukan orang.

Mengenai hal tersebut, Luhut menyatakan penerapannya dikembalikan ke pemerintah daerah. Menurutnya, karakteristik daerah di Indonesia berbeda-beda.

"Aturan Permenhub itu dibuat untuk seluruh Indonesia, sehingga Pemda bisa atur sendiri kebutuhannya. DKI nggak bolehkan ya silakan urusan dia, Pekanbaru misalnya dia bolehkan, kan tiap daerah punya lebihnya," jelas Luhut.

Polemik ini seakan-akan menimbulkan kesan bahwa pemerintah pusat tidak saling koordinasi dalam menyusun kebijakan. Luhut menegaskan bahwa pemerintah tetap berkoordinasi dengan baik.

"Yang jelas ini semua kita (pemerintah) koordinasikan ya, dengan baik. Dengan Pak Terawan Menkes maupun dengan Gubernur DKI. Nggak betul juga kalau orang bilang nggak koordinasi," kata Luhut.



Simak Video "Video Luhut: Saya Saksi Hidup, Jokowi Tak Langgar Konstitusi Selama Jabat Presiden"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads