Namun hingga hari ini, harga bawang putih di DKI Jakarta masih tembus Rp 43.000 per kilogram (kg) menurut Info Pangan Jakarta. Direktur utama PT Food Station Tjipinang Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, saat ini harga bawang putih di China memang sudah tinggi, bahkan naik sekitar 3 kali lipat dari tahun 2018.
"Bawang putih 2 tahun lalu itu harganya US$ 400-450 per ton di China. Kemudian tahun lalu itu jadi US$ 800-900 per ton, itu sudah double. Tahun ini harganya US$ 1.150-1.200 per ton. Jadi harga di China sudah tinggi, ungkap Arief kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga meningkat. Hari ini saja, nilai tukar rupiah terhadap dolar tembus Rp 15.672.
"Kedua, kurs yang dipakai kalau waktu itu Rp 13.000, hari ini dolar hampir Rp 16.000. Jadi sudah harga di China tinggi, kursnya tinggi. Jadi kalau ditanya harga bawang putih naik, ya kalau pelaku usaha sudah tahu karena harga di China sudah tinggi dan kurs naik," imbuh dia.
Faktor lainnya yakni keterlambatan persetujuan impor yang sempat dialami para importir sebelum Kemendag membebaskan SPI pada 18 Maret 2020 lalu.
"Ketiga kalau terjadi keterlambatan persetujuan impor," ujarnya.
Baca juga: RI Tekor US$ 2,94 Miliar Dagang dengan China |
Untuk lebih menekan harga bawang putih, ia menyarankan agar seluruh proses distribusi mulai dari pengapalan hingga pembongkaran di pelabuhan dipermudah. Sehingga, biaya distribusi tak terlalu besar.
"Saya mengimbaunya G to G. Jadi government sepakat berapa kuota impor dan KPI-nya diatur. Jadi misalnya kedatangan Januari-Februari-Maret-April dibreakdown lagi seminggu. Lalu pelabuhannya di Indonesia di mana, spesifikasinya, itu sudah deal semua. Jadi tinggal datang saja kontainernya. Sambil kita mempersiapkan daerah-daerah mana yang masih bisa ditanam bawang putih," pungkas dia.
(dna/dna)