Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengatakan ada sekitar 5,2 juta pekerja yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. AS mengklaim ada sekitar 13,5% pekerja atau 22 juta orang kini telah mengajukan tunjangan pengangguran sejak Maret lalu.
Banyak pekerja yang mengajukan tunjangan pengangguran kali ini terbesar sejak 1967 menurut data dari Departemen Tenaga Kerja AS.
Pandemi Corona (COVID-19) telah berdampak pada bisnis yang kini memaksa perusahaan tutup demi mencegah penularan COVID-19. Hal tersebut menghantam pekerja di semua sektor ekonomi sehingga terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Selain pekerja di restoran, pariwisata, hotel dan pengecer mengalami PHK, kini PHK juga akan menghantam pekerja di kantor-kantor perusahaan.
PHK dan cuti massal datang ketika negara memberlakukan lockdown yang membuat orang harus tetap di rumah dan bisnis juga berhenti demi mencegah penularan COVID-19.
Brian Coulton, kepala ekonom di Fitch Ratings mengatakan, tingkat pengangguran resmi AS, naik 3,5 % pada Februari kini menjadi 4,4% pada Maret lalu. Dia memperkirakan tingkat pengangguran bisa naik menjadi sekitar 15% pada April ini dan tertinggi pasca Perang Dunia II.
"Ketika lockdown berlanjut, kehilangan pekerjaan kemungkinan akan meluas ke area lain dari pasar tenaga kerja, seperti bisnis dan layanan profesional di mana perusahaan mungkin akan mengalami pendapatan yang lebih rendah," Robard Williams, Wakil Presiden Senior Layanan Investor Moody. Dilansir dari CNN, Jumat (17/4/2020).
Meroketnya PHK di semua sektor bisnis, beberapa negara diperkirakan kehabisan dana untuk tunjangan pengangguran.
Simak Video "Video: Trump Berencana Potong Anggaran NASA, Sejumlah Misi Terancam Batal"
[Gambas:Video 20detik]